Berhati-hatilah dalam mengamalkan atau menyampaikan hadits.
Sebab, ancaman hukuman terhadap orang-orang yang berdusta tentang hadits sangat
berat. Diriwayatkan dari Anas bin Malik katanya: Sesungguhnya aku dilarang
meriwayatkan hadits kepadamu terlalu banyak karena Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :”Siapa yang
sengaja mendustakan aku, maka bersiaplah untuk menerima azab api neraka”. (HR.
Bukhari-Muslim)
Diantara hadits-hadits yang perlu kita waspadai adalah
tentang keutamaan akal. Salah satu diantaranya ialah:
Agama adalah akal.
Siapa yang tidak memiliki agama, tidak ada akal baginya.
Menurut Muhammad
Nashiruddin Al-Albani, hadis tersebut diatas adalah batil. Diriwayatkan
oleh Imam an-Nasa’i dari Abi Malik Basyir bin Ghalib. Kemudian ia berkata, “
Hadits ini adalah batil munkar”. Menurut saya (Muhammad Nashiruddin Al-Albani),
kelemahan hadis tersebut terletak pada seorang sanadnya yang bernama Bisyir.
Dia ini majhul (asing/tidak dikenal). Inilah yang dinyatakan oleh al-Uzdi dan
dikuatkan oleh adz-Dzahabi dalam kitab Mizanul-I’tidal dan al-Asqalani dalam
kitab Lisanul-Mizan.
Satu hal yang harus digaris bawahi disini ialah bahwasanya
semua riwayat/hadits yang menyatakan keutamaan akal tidak ada yang sahih. Semua
berkisar antara dha’if dan maudhu’. Muhammad Nashiruddin Al-Albani telah
menelusuri semua riwayat tentang masalah keutamaan akal tersebut dari awal.
Diantaranya apa yang diutarakan oleh Abu Bakar bin Abid Dunya dalam kitab
al-Aqlu wa Fadhluhu. Disitu saya (Muhammad Nashiruddin Al-Albani) dapati ia
menyebutkan, “Riwayat ini tidaklah sahih”.
Kemudian Ibnu Qayyim dalam kitab al-Manar halaman 25
menyatakan, “Hadits-hadits yang berkenaan dengan akal semua dusta belaka”.
(Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Silsilah Hadits Dha’if Dan Maudhu’ Jilid 1)
Pekanbaru, Nopember 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar