Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat haknya, kepada orang miskin, dan orang yang ada
dalam perjalanan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan dengan boros.
Sesungguhnya, para pemboros itu saudara setan dan setan itu sangat ingkar
kepada Tuhannya. (QS. Al-Israa’ 17: 26-27)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
banyak kemudahan kepada manusia. Seiring dengan itu, muncul pula banyak tuntutan
akan kebutuhan manusia didalam menjalani kehidupannya. Sebagai seorang muslim
yang mentaati Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita
sepatutnya cermat dalam membelanjakan harta. Jangan sampai melakukan
pemborosan. Kita tentu tidak ingin menjadi saudara setan.
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
menjelaskan bahwa, Allah berfirman dengan nada melarang berbuat boros dan
berlebih-lebihan, “Sesungguhnya, para
pemboros itu saudara setan.” Maksudnya, mereka mirip dengan setan dalam hal
keborosan, kedunguan, ketidak taatan kepada Allah, dan pelaksanaan kemaksiatan.
Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman, “ Dan
setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”, yaitu benar-benar ingkar, karena
setan itu mengingkari nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, tidak
menaatinya, bahkan dia bercokol dalam mendurhakai dan menyalahi-Nya. Ibnu
Mas’ud berkata,”At-tahdzir berinfak
secara salah”. Demikian pula makna yang dikemukakan Ibnu Abbas. Mujahid
berkata, “Jika seseorang menginfakkan
seluruh hartanya dalam jalan kebenaran, maka hal itu tidak termasuk
perbuatan tahdzir. Jika dia menginfakkan
sebanyak satu mud dijalan kebatilan, maka dia termasuk kelompok orang yang
memboroskan hartanya”. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Jadi, membelanjakan harta yang banyak dijalan yang benar,
tidaklah salah. Tetapi membelanjakan sedikit saja harta dijalan kebatilan,
termasuk pemborosan. Berhati-hatilah.
Pekanbaru, Nopember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar