Dan sesungguhnya Kami
telah memuliakan anak adam (manusia) dan
Kami angkut mereka didarat dan dilaut, dan Kami melebihkan mereka atas
makhluk-makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol ( QS. Al
Isra 70).
Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun
jika manusia beriman dan taat kepada Allah SWt ia bisa melebihi kemuliaan para
malaikat. Ada beberapa alasan yang
mendukung pernyataan tsb.
Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk
bersyujud (hormat) kepada Adam as. Allah berfirman saat awal penciptaan manusia
; “ Dan ingatlah ketika Kami berfirman
kepada Malaikat, sujudlah kamu kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis,
ia enggan dan takabur dan ia adalah
termasuk golongan kafir. ( QS. Al Baqarah 34).
Kedua, malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang
al asma (nama-nama ilmu pengetahuan) sedangkan Adam mampu karena memang diberi
ilmu oleh Allah SWT. “ Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada
para malaikat, lalu berfirman, Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu memang golongan yang benar. Mereka menjawab, Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami katahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah
berfirman, Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka
setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman, Bukankah sudah
Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi
dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan. ( QS. Al
Baqarah 33)
Ketiga, kepatuhan malaikat
kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab malaikat tidak memiliki
hawa nafsu, sedngkan kepatuhan manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang
berat melawan hawa nafsu dan godaan setan.
Keempat,manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah
dimuka bumi. :” Ingatlah ketika Tuhan mu berfirman kepada para malaikat, : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah dimuka bumi…”(QS.Al Baqarah 30)
(Sumber
: Aam Amiruddin, Tafsir Al Qur’an Kontemporer)
Pekanbaru, 27 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar