Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dam
Ahmad: “ Jika seorang anak Adam meninggal
dunia, maka putuslah segala amal ibadahnya, kecuali tiga perkara, sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak-anak saleh yang mendoakan kedua orang
tuanya.”
Sedekah Jariyah.
Para ulama menjelaskan bahwa sedekah jariyah adalah wakaf
yang diniatkan untuk kebaikan, dan kebaikan itu terus dirasakan hingga
sepeninggalnya. Misalnya, wakaf tanah, masjid, madrasah, rumah hunian, kebun,
mushaf, kitab yang berguna, sumber-sumber air minum berupa sumur, bak dan
kran-kran air.
Hadis ini juga merupakan dalil disyariatkannya mewakafkan
barang yang bermanfaat dan perintah untuk melakukannya, bahkan itu termasuk
amalan yang paling mulia yang bisa
dilakukan seseorang untuk kemuliaan dirinya di akhirat.
Ilmu yang bermanfaat.
Mewariskan ilmu bisa dengan menjadi guru, penemu atau
penulis. Seorang guru dapat mewariskan ilmu kepada murid-muridnya, lalu
murid-muridnya mengajar kepada murid-muridnya lagi. Begitu seterusnya.
Jika menggunakan hitungan multy level marketing, maka pahala
yang diterima sang guru akan terus
mengalir sepanjang waktu. Kematiannya tak menjadikan amalnya terputus, bahkan
makin lama semakin banyak.
Demikian juga seorang penemu atau inovator. Melalui
temuannya, banyak orang mendapatkan manfaat.
Contoh sederhana, seorang penemu sabun akan terus mendapat
limpahan pahala setiap ada orang yang menggunakan sabun. Demikian juga penulis,
melalui karya tulisnya, baik berupa buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian
atau karya jurnalistik, sangat besar manfaatnya bagi orang banyak. Bahkan bisa
dibaca dan diteliti oleh generasi berikutnya.
Namun tidak semua ilmu dapat diwariskan. Ilmu sihir,
misalnya, tak boleh diwariskan. Ilmu ini, selain tidak bermanfaat, juga sangat
membahayakan. Bahaya paling besar adalah menjadikan orang berbuat syirik,
menyekutukan Allah Ta’ala. Bahaya lain, menjadikan orang tidak berfikir
rasional.
Hadis diatas tadi secara tidak langsung menganjurkan kita
untuk mempelajari ilmu dan mengajarkannya, menyiarkannya dan menyebarluaskan
agar orang lain bisa mengambil manfaat sebelum dan sesudah kematian. Manfaat
ilmu ini akan tetap ada selama dipermukaan bumi ini masih ada yang
mendistribusikannya terus menerus.
Anak yang saleh.
Anak yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan, akan terus
mengalirkan kemanfaatan untuk orang tua mereka berkat doa-doa yang mereka
panjatkan. Demikian juga sedekah yang dilakukan anak-anak saleh untuk kedua
orang tuanya.
Dengan demikian, Hadits tadi juga menganjurkan kita untuk
sungguh-sungguh mendidik anak agar menjadi generasi yang saleh.Mereka harus
dibiasakan hidup taat kepada ajaran Islam.
Selain itu, ketiga perkara dalam Hadits tadi semakna dengan
firman Allah Ta’ala: “Sungguh, Kamilah
yang menghidupkan orang-orang mati, dan Kamilah yang mencatat apa-apa yang
telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas. (Yaasiin 36: 12).
Wallahu a’lam
bish-Shawab.
(Sumber: Suara Hidayatullah, Nopember 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar