Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Sabtu, Maret 24, 2012

Melakukan Ibadah Menurut Kemampuan


Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumah kami bertepatan dengan adanya seorang wanita, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Siapakah wanita itu?” Jawab ‘Aisyah, “Ini Falunah yang terkenal ibadah shalatnya banyak sekali.” Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ah (kata yang menyatakan kurang senang), hendaklah ia mengerjakan menurut kadar kemampuannya dengan tidak memaksakan diri maka Allah tidak akan jemu (bosan) menerima amalmu sehingga kamu sendiri yang jemu beramal dan perilaku agama yang disukai Allah ialah yang dikerjakan terus-menerus.”( HR Bukhari-Muslim)
Dari hadis ini, dapat kita ambil pengajaran, bahwa melakukan ibadah dengan jumlah yang banyak, tidaklah dianjurkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apalagi sampai memaksa diri dan temporer. Ibadah yang dilakukan dengan terus menerus, lebih disukai Allah SWT. Bukan soal banyaknya, tetapi kesinambungannya yang perlu benar-benar dilaksanakan.

Dari Abu Hurairah ra, katanya; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Amal seseorang tidak akan mampu menyelamatkan dirinya…” . “Sampai engkau pun tak bisa selamat wahai Rasulllah ?” Tanya mereka. “Ya, aku pun demikian… kecuali bila Allah Ta’ala menaungiku dengan rahmat-Nya; karenanya luruskanlah (amal kalian) dan dekatilah kebenaran semampunya. Berusahalah di pagi dan petang, serta sejenak di malam hari, serta bersikaplah yang sedang-sedang saja dalam ibadah, niscaya kalian akan sampai”. (H.R. Bukhari ).
Semakin jelas, bahwa sikap sedang-sedang saja dalam beribadah dianjurkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, kesungguhan didalam melaksanakannya perlu diupayakan. Untuk ibadah wajib, sudah ada waktu, jumlah dan aturannya. Ketentuan-ketentuan itu perlu benar-benar diperhatikan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai tuntunan Al Qur’an dan sunnah.
Dengan melaksanakan ibadah  sedang-sedang saja, kita memiliki waktu cukup untuk melaksanakan aktivitas lainnya. Kehidupan ini memang patut diisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat seperti menuntut ilmu, bersilaturrahmi, berusaha/bekerja dan lain-lain. Jika aktivitas itu dilaksanakan menurut aturan Al Qur’an dan sunah Rasul serta dilandasi niat yang ikhlas untuk mencapai ridha Allah SWT, maka aktivitas itupun dapat bernilai ibadah.

Tidak ada komentar: