Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Rabu, Juni 10, 2009

Motivasi Untuk Selalu Jujur (Kisah Khalifah Umar Dan Penggembala)

Suatu petang di sebuah mall di kota ini, saya melihat seorang ibu berkerudung menyerahkan sebuah dompet kepada patugas. Dompet itu dia temukan disekitar mall. Kejujuran yang pantas dimiliki oleh siapapun. Betapa mulianya hati sang ibu. Betapa bahagianya sang pemilik dompet. Barangnya dapat ditemukan kembali.
Kejujuran adalah sebuah sikap/perilaku terpuji. Layak dimiliki oleh setiap orang. Dalam dunia dakwah, ada sebuah kisah yang selalu dijadikan referensi tentang kejujuran. Kisah itu adalah dialog Khalifah Umar bin Khattab dengan seorang penggembala domba.. Ketika itu, Umar bermaksud menguji kejujuran si gembala domba. Terjadilah dialog lebih kurang sebagai berikut: Umar : ‘ Wahai sahabatku, banyak sekali domba yang engkau gembala’.
Penggembala : ‘ Ini domba-domba milik majikanku, bukan milikku’.

Umar : ‘ Wahai penggembala yang baik, aku membutuhkan seekor domba, bolehkah aku membeli seekor?
Penggembala :’Mohon maaf, domba-domba ini milik majikanku, aku tidak punya hak untuk menjualnya’.
Umar :’Sahabatku, kamu bisa bilang ke majikanmu, bahwa dombanya berkurang satu karena diterkam serigala atau dengan alasan lain.
Kalau domba itu kamu jual dengan harga termahal sekalipun akan aku beli. Kamu tidak usah khawatir. Domba sebanyak ini kalau berkurang satu ekor pasti majikanmu tidak akan tahu’.
Penggembala :’ Tuan benar, majikanku pasti tidak akan tahu kalau dombanya berkurang satu, tapi Allah Yang Maha Tahu akan melihat apa yang aku lakukan.’
Jawaban penggembala itu membuat mata Umar berlinang. Dipeluknya erat-erat sang penggembala seraya berkata :’ Ya Allah berkahilah rakyatku yang masih tetap istiqamah dalam mejaga kejujuran’.
Kisah ini akan senantiasa actual untuk dijadikan motivasi bersikap jujur. Kejujuran yang dilandasi oleh sebuah keyakinan, bahwa Allah Maha Mengetahui.
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat Al Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan , melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) dibumi ataupun dilangit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)…( Q S.Yunus 61)

Tidak ada komentar: