Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Selasa, Juli 31, 2012

Dua Perolehan Berpuasa


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS. Al- Baqarah 2: 183)
Perintah Allah SWT ini cukup jelas. Orang-orang yang beriman diwajibkan berpuasa. Tujuannya agar bertaqwa. Namun, didalam perjalanan melaksanakan puasa itu, akan ada dua muara.
Pertama, mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala Allah, diampunilah semua dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari)

Ada persyaratan mendasar yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ampunan tersebut. Yaitu berpuasa dilandasi iman dan mengharapkan pahala dari Allah. Menurut Aam Amiruddin (Tafsir Al Qur’an Kontemporer) Iman, secara bahasa bermakna “membenarkan”. Maksudnya, membenarkan hal yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang pokok-pokoknya tersistematisasikan dalam rukun iman.
Kedua, hanya mendapatkan haus dan lapar.
Berapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan rasa haus dan lapar dari puasanya. (HR. Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ahmad)
Hasil ini diperoleh orang-orang yang berpuasa tetapi tidak menghiraukan nilainya. Perbuatan yang dilarang selama berpuasa tetap saja dilakukan.
Apabila seseorang diantara kalian mengerjakan ibadah puasanya, maka janganlah ia mengeluarkan kata-kata yang kotor lagi mesum. (HR. Bukhari)
Barangsiapa masih juga tidak mau meninggalkan ucapan dusta dan pengamalannya, maka Allah tidak memerlukan lagi dia untuk meninggalkan makan dan minumnya. (HR. Bukhari)
Jika ada orang lain yang  mengajak berkelahi atau bertengkar dengan nya, hendaklah ia mengatakan kepadanya, ‘sesungguhnya aku sedang puasa, sesungguhnya aku sedang puasa. (HR. Bukhari)
Jadi, disamping menahan diri dari makan, minum dan berjima disiang hari, perlu pula memelihara perilaku termasuk perkataan. Wallahualam...
 (Pekanbaru, Juni 2012)

Tidak ada komentar: