Jangan takut sesat (nyasar). Sebab, perjalanan haji regular itu sekitar 40 hari. Waktu untuk ziarah bersama, diatur oleh penyelenggara satu kali di Makkah dan satu kali di Madinah. Di luar waktu itu, para jemaah diberi kebebasan. Sayang sekali bila waktu dihabiskan hanya di maktab.
Arus lalu lintas kendaraan di Kota Makkah, selalu menuju ke Masjidil Haram atau sebaliknya. Hal ini memudahkan kita untuk ziarah. Waktu yang baik untuk sekedar melihat-lihat adalah selesai shalat subuh dengan memperhitungkan waktu zuhur. Jadikanlah Masjidil Haram itu pedoman/patokan. Pahami benar jalan/cara dari maktab(pemondokan) ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Bila ini sudah dipahami, boleh menuju kemana saja. Menurut saya, lebih nyaman jalan kaki. Banyak bisa dilihat dan kemungkinan nyasarnya kecil.
Sekedar contoh, waktu itu maktab saya di Aziziah Simaliah. Saya dan beberapa teman, menyewa angkutan umum. Dengan membayar 20 real, kami diantar ke beberapa tempat. Berakhir di gua Hira. Sampai digua Hira, teman –teman meneruskan perjalanan naik kepuncaknya sedang saya dan isteri memilih jalan kaki ke Masjidil Haram. Dengan sedikit bertanya dan memperhatikan arus kendaraan, Insyaallah kami sampai juga di Masjidil Haram menjelang shalat zuhur. Perjalanannya satu jam lebih.
Menjelang berakhirnya perjalanan ibadah haji, saya dan isteri makin sering memanfaatkan waktu untuk jalan kaki. Ini kami lakukan selesai shalat Isya di Masjidil Haram menuju pemondokan di Aziziah Simaliah. Lebih 1 jam. Walaupun sedikit capek, namun banyak yang dilihat. Selesai shalat subuh di Majidil Haram, juga kami manfaatkan untuk jalan kaki berkeliling.
Bila ingin berjalan-jalan di Makkah, perlu diperhatikan kondisi perut. Sulit menemukan toilet umum. Bila memang terpaksa, jangan ragu-ragu untuk numpang ke toilet di hotel. Ada baiknya juga pilih-pilih hotel.
Pekanbaru, 23 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar