Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Rabu, November 30, 2011

Golongan Bahagia Atau Golongan Celaka

Diriwayatkan dari Ali katanya: Ketika aku mengiringi jenazah dipekuburan Baqi’ Al-Gharqad (di Madinah). Lalu Rasulullah saw menghampirikami , lantas Nabi duduk dan kami juga duduk disekitarnya. Nabi memegang sebatang tongkat dan menghentakkan tongkat itu ketanah. Nabi kemudian menggariskan tanah dengan tongkat tersebut dan bersabda :” Setiap orang dari kamu, setiap jiwa yang bernafas telah ditentukan oleh Allah SWT tempatnya di surga atau neraka. Begitu juga nasibnya telah ditentukan oleh Allah SWT, apakah dia mendapat kecelakaan atau kebahagiaan”. Ali berkata: Seorang laki-laki berkata:” Wahai Rasulullah! Kenapa kita tidak menunggu ketentuan kita terlebih dahulu kemudian barulah memulai amal ibadah? Rasulullah saw bersabda :” Siapa yang termasuk golongan yang mendapat kebahagiaan, sudah pasti ia mudah melakukan amalan golongan bahagia. Begitu juga, siapa yang termasuk dalam golongan yang mendapat kecelakaan, dia juga sudah pasti  mudah melakukan amalan golongan celaka”. Nabi bersabda lagi:” Lakukanlah amalan karena segala-galanya dipermudahkan. Golongan yang mendapat kebahagiaan akan dipermudah melakukan amalan golongan yang mendapat kebahagiaan. Sedangkan golongan celaka juga akan dipermudah melakukan amalan golongan celaka”. Selanjudnya Nabi membaca ayat :” Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahlaa terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”. ( QS. Al-Lail: 5-10).. ( HR. Bukhari-Muslim)
Didalam buku Shahih Bukhari-Muslim, hadis ini termasuk dalam kitab tentang takdir. Dapat kita jadikan bahan introspeksi dan memotivasi diri. Jika banyak kemudahan kita peroleh dalam melakukan hal-hal baik sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah, mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapat kebahagiaan. Hal ini layak menjadi motivasi untuk terus berusaha sungguh-sungguh mempertahankan amalan baik itu.
Tidak ada yang mengetahui takdirnya. Tidaklah bijaksana menunggu datangnya takdir. Karena itu, sudah sepatutnya terus berusaha melakukan amal baik. Hindari perbuatan yang dilarang Al Qur’an dan sunnah. Terus berdo’a agar termasuk kedalam golongan yang akan memperoleh kebahagiaan.
Bengkulu, 5 Nopember 2011

Tidak ada komentar: