...“Tidaklah ada suatu musibah yang menimpa seorang muslim, hingga duri
yang menusuknya, kecuali itu akan menjadi penghapus dosanya.” (HR.
Bukhari-Muslim)
Ketika masih kecil dulu, ada sebuah
cerita sederhana yang masih dapat saya ingat. Cerita tentang seorang anak yang
menangis karena kehilangan sekeping uangnya. Si anak menangis dipinggir jalan.
Melihat ini, seseorang datang menghampiri dan menanyakan kenapa manangis. Si
anak memberikan jawaban, bahwa dia menangis karena uangnya hilang.
Merasa kasihan, orang tersebut
memberi uang kepada si anak sejumlah uang yang hilang. Setelah mendapatkan
uang, si anak masih terus menangis. Orang itu bertanya lagi, kenapa manangis.
Si anak menjawab, jika uang ku tidak hilang, tentu uangku menjadi dua”.
Semua kita tentu berfikir, tidak ada
jalan untuk menolong si anak. Diberi berapapun, dia akan tetap saja merasa
kurang. Jumlah uang yang diterima si anak tidak begitu masuk dalam pikirannya,
tetapi justeru uang yang hilang itulah yang selalu jadi pemikirannya.
Pernahkah kita berfikir seperti si
anak itu?
Apabila datang pemikiran seperti si
anak tersebut, ingatlah bahwa sesungguhnya kita tidak memiliki apapun. Kehilangan
sesuatu, tidak sepatutnya menyesal berkepanjangan.
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada dilangit dan dibumi; dan kepada
Allah-lah dikembalikan segala urusan. (QS. Ali Imran 3: 109)
Jadi, ketika kehilangan sesuatu,
kembalikanlah kepada Allah SWT. Dia pemiliknya. Jangankan harta, diri kitapun
milik Allah SWT. Sampai waktunya, kita semua akan kembali menghadap-Nya.
Daripada mengingat-ingat yang sudah
hilang, lebih penting menginventarisasi anugerah Allah yang masih dapat
dinikmati. Sungguh masih sangat banyak karunia Allah SWT yang ada pada diri
kita. Mensyukuri adanya anugerah yang masih dapat dinikmati, akan menjadikan
kehidupan ini lebih tenteram.
Manusia berkata, mana hartaku, hartaku! Padahal apakah gunanya harta itu
untukmu selain yang kamu pakai kemudian rusak, yang kamu makan kemudian habis,
dan yang kamu sedekahkan kemudian menjadi kekal. (HR. Muslim)
Pekanbaru, 25 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar