Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, April 14, 2013

Orang Yang Menyakiti Mukmin/Mukminat Memikul Kebohongan Dan Dosa


Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. (QS. Al-Ahzab 33: 58)
Firman Allah Ta’ala :” Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat,” yaitu orang yang menimpakan sesuatu kepada mereka, padahal mereka bebas, tidak melakukannya dan tidak mengerjakannya, “, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. Ini kebohongan yang besar. Orang yang paling banyak tercakup oleh ancaman ini ialah kaum yang mengingkari Allah dan rasul-Nya, lalu kaum rafidhah, yaitu orang-orang yang mengejek dan mencela para sahabat dengan sesuatu yang sebenarnya telah dibebaskan Allah dari diri mereka. Mereka menyifati para sahabat dengan sifat yang bertentangan dengan informasi Allah tentang sahabat. Sesungguhnya, Allah Ta’ala telah menginformasikan bahwa Dia telah meredai dan memuji para sahabat, yaitu kaum Muhajirin dan Anshar. Kemudian, kaum bodoh yang dungu itu mencaci, mencela, dan menuduh mereka dengan sesuatu yang tidak mereka lakukan. Pada hakikatnya, mereka merupakan orang-orang yang nalarnya terbalik; mereka mencela kaum yang dipuji dan memuji kaum yang dicela.
Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, apakah ghibah itu? Beliau bersabda, “ Kamu menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang tidak disukainya”. Beliau ditanya, “ Bagaimana kalau sesuatu yang aku ceritakan itu memang ada pada dirinya? Beliau bersabda:” Jika sesuatu yang kamu ceritakan itu ada pada dirinya, berarti kamu mengghibahnya. Jika sesuatu yang kamu ceritakan itu tidak ada pada dirinya, berarti kamu bohong”. (HR. Abu Dawud)
Hadis senada dikemukakan pula oleh Tirmidzi, dan mengatakan bahwa hadis ini hasan dan sahih.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata para sahabatnya,
Riba apakah yang dikembangkan disisi Allah? Para sahabat berkata, Allah dan rasul-nya lebih mengetahui. Beliau bersabda,” Riba yang dikembangkan pada sisi Allah ialah menghalalkan kehormatan seorang muslim”. Kemudian beliau membaca ayat, “ Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukmin  dan kaum mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”.
(Sumber: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)

Tidak ada komentar: