Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan
mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. (QS. Al-Ahzab 33: 58)
Firman Allah Ta’ala :” Dan
orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang
mereka perbuat,” yaitu orang yang menimpakan sesuatu kepada mereka, padahal
mereka bebas, tidak melakukannya dan tidak mengerjakannya, “, maka
sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. Ini
kebohongan yang besar. Orang yang paling banyak tercakup oleh ancaman ini ialah
kaum yang mengingkari Allah dan rasul-Nya, lalu kaum rafidhah, yaitu
orang-orang yang mengejek dan mencela para sahabat dengan sesuatu yang
sebenarnya telah dibebaskan Allah dari diri mereka. Mereka menyifati para
sahabat dengan sifat yang bertentangan dengan informasi Allah tentang sahabat.
Sesungguhnya, Allah Ta’ala telah menginformasikan bahwa Dia telah meredai dan
memuji para sahabat, yaitu kaum Muhajirin dan Anshar. Kemudian, kaum bodoh yang
dungu itu mencaci, mencela, dan menuduh mereka dengan sesuatu yang tidak mereka
lakukan. Pada hakikatnya, mereka merupakan orang-orang yang nalarnya terbalik;
mereka mencela kaum yang dipuji dan memuji kaum yang dicela.
Abu Dawud meriwayatkan dari Abu
Hurairah:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, apakah
ghibah itu? Beliau bersabda, “ Kamu menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang
tidak disukainya”. Beliau ditanya, “ Bagaimana kalau sesuatu yang aku ceritakan
itu memang ada pada dirinya? Beliau bersabda:” Jika sesuatu yang kamu ceritakan
itu ada pada dirinya, berarti kamu mengghibahnya. Jika sesuatu yang kamu
ceritakan itu tidak ada pada dirinya, berarti kamu bohong”. (HR. Abu Dawud)
Hadis senada dikemukakan pula oleh
Tirmidzi, dan mengatakan bahwa hadis ini hasan dan sahih.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari
Aisyah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata para sahabatnya,
Riba apakah yang dikembangkan disisi Allah? Para
sahabat berkata, Allah dan rasul-nya lebih mengetahui. Beliau bersabda,”
Riba yang dikembangkan pada sisi Allah ialah menghalalkan kehormatan seorang
muslim”. Kemudian beliau membaca ayat, “ Dan orang-orang yang menyakiti
kaum mukmin dan kaum mukminat tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata”.
(Sumber: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad
Nasib Ar-Rifa’i)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar