Allah adalah pemilik kemudaratan dan manfaat, yang mengatur
makhluk-Nya menurut kehendak-Nya, tiada yang dapat membantah hukumnya, dan
tiada yang dapat menolak keputusan-Nya. Demikian ditegaskan di dalam Ringkasan
Tafsir Ibnu Katsir. Oleh sebab itu, apapun yang menimpa diri kita patut di
yakini bahwa semua adalah atas kehendak Allah Ta’ala. Ketika memperoleh suatu
kenikmatan sekecil apapun, sepatutnya kita bersyukur. Sebaliknya, ketika
ditimpa ujian sebesar apapun, kita tetap bersabar dan mengembalikannya kepada
Allah Ta’ala. Cermati sungguh-sungguh ayat Al-Qur’an dan tafsirnya ini:
Jika Allah menimpakan
suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia.
Dan, jika Dia memberikan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala
sesuatu. Dan, Dia lah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya dan Dia lah Yang
Mahabijaksana lagi Mahamengetahui. (QS.6
Al-An’aam: 17-18)
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, Allah Ta’ala
memberitahukan bahwa Dia adalah pemilik kemudaratan dan manfaat, yang mengatur
makhluk-Nya menurut kehendak-Nya, tiada yang dapat membantah hukumnya, dan
tiada yang dapat menolak keputusan-Nya.” Jika
Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya
melainkan Dia. Dan, jika Dia memberikan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa
atas segala sesuatu”. Ayat ini seperti firman Allah,” Rahmat apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia, maka tidak ada
seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka
tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu”. (Fathir 2).
Dalam Ash-Shahih dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
Ya Allah, tiada yang
dapat menghalangi pemberian-Mu, tiada yang dapat memberikan sesuatu yang Engkau
halangi, dan tidaklah berguna kemuliaan seseorang dibandingkan dengan
kemuliaan-Mu. (Hadits Sahih)
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,”Dan Dia lah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya,” yaitu yang membuat
kepala tertunduk, wajah terpuruk, segala makhluk terhina, dan mematung
dihadapan-Nya, dibawah dominasi dan keputusan-Nya. “dan Dialah Yang Mahabijaksana,” dalam segala perbuatan-nya,”lagi Mahamengetahui,” posisi dan tempat
segala perkara. Maka Dia, tidak akan memberikan dan menghalangi, kecuali kepada
orang yang berhak diberi dan dihalangi. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad
Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar