Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Mei 04, 2014

Dakwah Dan Pahalanya (Dai Kepada Kebenaran Dan Dai Kepada Kesesatan)

Dari Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berabda: “ Siapa mengajak ke jalan kebenaran maka dia beroleh pahala sebanyak pahala yang diterima oleh orang-orang yang mengikutinya, tidak kurang sedikit jua pun. Dan siapa mengajak kepada jalan kesesatan, maka dia beroleh dosa sama banyak dengan dosa orang-orang yang mengikutinya, tidak kurang sedikit jua pun (HR. Muslim)
Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy menjelaskan, hadis ini dan hadis lainnya yang senada mengandung anjuran mengajak menusia kepada jalan kebenaran dan kebajikan serta penjelasan karunia (pahala) bagi pengajaknya, juga mengandung ancaman bagi orang yang mengajak manusia kepada kesesatan serta besarnya dosa dan siksa bagi pengajaknya itu. Jalan kebenaran (al-huda) adalah ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Maka setiap orang yang mengetahui ilmu atau mengarahkan para pelajar kepada jalan yang akan dapat menghasilkan ilmu, maka ia berstatus da’i kepada jalan kebenaran.

Setiap orang yang mengajak untuk berbuat amal saleh yang berkaitan dengan hak-hak Allah atau hak-hak makhluk umum dan khusus, maka ia juga berstatus da’i kepada jalan kebenaran. Juga setiap orang yang memberikan nasehat keagamaan atau keduniaan yang menyampaikan pendengarnya pada agama, maka ia juga merupakan da’i kepada kebenaran. Begitu juga setiap orang yang mendapat petunjuk dalam perbuatan dan amalnya kemudian diikuti oleh sesamanya, maka ia merupakan da’i kepada kebenaran. Dan setiap orang yang berlomba dalam berbuat kebaikan atau membuat ilmu yang bermanfaat, maka ia juga termasuk da’i dalam kategori ini. Sedangkan kebalikan dari semuanya itu adalah da’i  (penyeru) kepada kesesatan dan kejahatan.
Para da’i kepada jalan kebenaran ini adalah para imam yang bertakwa dan orang-orang mukmin pilihan. Sedang para da’i kepada kesesatan, mereka adalah para imam (pemimpin) yang mengajak manusia kepada api neraka. Orang yang membantu temannya dalam berbuat kebaikan dan takwa, ia termasuk pada golongan para da’i kepada jalan kebenaran, sedang orang yang membantu temannya dalam berbuat dosa dan pelanggaran, maka ia termasuk pada golongan para da’i kepada kesesatan.
Sebagai seorang muslim dan mukmin, kita harus menjadi seorang da’i kepada kebenaran dan keadilan dengan harapan semoga Allah SWT senantiasa mengucurkan rahmat-Nya kepada kita dan melindungi kita dari siksa-Nya. (Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy, 99 Hadis Utama Bukhari, Muslim, Mutafaq ‘Alaihi)
Pekanbaru, April 2014


Tidak ada komentar: