Dari Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam berabda: “ Siapa mengajak ke jalan kebenaran maka dia beroleh pahala
sebanyak pahala yang diterima oleh orang-orang yang mengikutinya, tidak kurang
sedikit jua pun. Dan siapa mengajak kepada jalan kesesatan, maka dia beroleh
dosa sama banyak dengan dosa orang-orang yang mengikutinya, tidak kurang
sedikit jua pun (HR. Muslim)
Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy menjelaskan, hadis ini
dan hadis lainnya yang senada mengandung anjuran mengajak menusia kepada jalan
kebenaran dan kebajikan serta penjelasan karunia (pahala) bagi pengajaknya,
juga mengandung ancaman bagi orang yang mengajak manusia kepada kesesatan serta
besarnya dosa dan siksa bagi pengajaknya itu. Jalan kebenaran (al-huda) adalah
ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Maka setiap orang yang mengetahui
ilmu atau mengarahkan para pelajar kepada jalan yang akan dapat menghasilkan ilmu,
maka ia berstatus da’i kepada jalan kebenaran.
Setiap orang yang mengajak untuk berbuat amal saleh yang
berkaitan dengan hak-hak Allah atau hak-hak makhluk umum dan khusus, maka ia
juga berstatus da’i kepada jalan kebenaran. Juga setiap orang yang memberikan
nasehat keagamaan atau keduniaan yang menyampaikan pendengarnya pada agama,
maka ia juga merupakan da’i kepada kebenaran. Begitu juga setiap orang
yang mendapat petunjuk dalam perbuatan dan amalnya kemudian diikuti oleh
sesamanya, maka ia merupakan da’i kepada kebenaran. Dan setiap orang
yang berlomba dalam berbuat kebaikan atau membuat ilmu yang bermanfaat, maka ia
juga termasuk da’i dalam kategori ini. Sedangkan kebalikan dari semuanya
itu adalah da’i (penyeru) kepada
kesesatan dan kejahatan.
Para da’i kepada jalan kebenaran ini adalah para imam yang
bertakwa dan orang-orang mukmin pilihan. Sedang para da’i kepada kesesatan,
mereka adalah para imam (pemimpin) yang mengajak manusia kepada api neraka.
Orang yang membantu temannya dalam berbuat kebaikan dan takwa, ia termasuk pada
golongan para da’i kepada jalan kebenaran, sedang orang yang membantu temannya
dalam berbuat dosa dan pelanggaran, maka ia termasuk pada golongan para da’i
kepada kesesatan.
Sebagai seorang muslim dan mukmin, kita harus menjadi seorang
da’i kepada kebenaran dan keadilan dengan harapan semoga Allah SWT
senantiasa mengucurkan rahmat-Nya kepada kita dan melindungi kita dari
siksa-Nya. (Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy, 99 Hadis Utama Bukhari,
Muslim, Mutafaq ‘Alaihi)
Pekanbaru, April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar