Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, November 12, 2017

Siapakah Yang Memperkenankan Doa Orang Dalam Kesulitan



Atau siapakah yang memperkenankan doa  orang yang sedang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah di muka bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan lain? Amat sedikitlah kamu mengingat-Nya” (QS. An Naml 62).
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, firman Allah Ta’ala:” Atau siapakah yang memperkenankan doa  orang yang sedang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya”. Siapakah yang dijadikan tempat berlindung oleh orang yang mendapat kesulitan? Tidak ada yang dijadikan tempat berlindung, kecuali Dia dan tidak ada yang melenyapkan kesulitannya kecuali Dia pula. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,” Apabila kamu ditimpa kesulitan di lautan, maka lenyaplah pihak yang kamu sembah, kecuali Dia”. (al-Israa 67).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bin Sulaim al-Hujaimi, dari Balhajim, dia berkata”

“Aku bertanya,’Wahai Rasulullah kepada siapa engkau menyeru? Beliau menjawab,” Aku menyeru kepada Allah Yang Esa. Jika kamu mendapat kesulitan, lalu kamu berdoa kepada-Nya maka Dia melenyapkannya darimu. Jika kamu kehilangan hewan tunggangan ditempat luas yang gersang, lalu kamu memohon kepada-Nya, maka Dia mengembalikannya kepadamu. Apabila kamu ditimpa kemarau, lalu kamu berdoa kepada-Nya, maka Dia menumbuhkan tanaman bagimu’. Aku berkata,’ Berilah aku pesan-pesan’. Beliau bersabda,’ Jangan sekali-kali kamu mencaci seseorang. Jangan kamu sekali-kali kamu kikir untuk berbuat makruf, walaupun hanya dengan bermuka manis kepada saudaramu yang kamu jumpai dan walaupun hanya dengan menuangkan air dari timbamu kedalam bejana orang yang meminta minum. Berpakaianlah hingga pertengahan betis. Jika kamu tidak suka, maka boleh hingga kedua mata kaki. Namun, kamu jangan menjuntaikan kain karena hal itu termasuk kesombongan, sedang Allah tidak menyukai hal itu”. Dalam jalur lain, sahabat menambahkan,” Balhajim berkata,’ Setelah itu aku tidak pernah mencaci seorangpun, bahkan tidak mencaci domba maupun unta. (HR. Ahmad).
Dikisahkan, ada seseorang menemani orang lain dalam suatu perjalanan. Kemudian dia menghianatinya dan hendak membunuhnya. Orang yang hendak dibunuh berupaya menyelamatkan diri dengan cara merendahkan diri dan menakut-nakutinya dengan nama Allah. Namun, hal itu semakin menambah kuat niatnya untuk membunuh.
Calon korban berkata:”Jika demikian, beri aku kesempatan untuk shalat dua rakaat “. Si pembunuh berkata:” Lakukanlah dengan ringan”. Dia pun berdiri, lalu shalat. Tapi dia gemetar karena dihinggapi rasa takut yang hebat sehingga tidak ada ayat Al-Qur’an yang dapat diingatnya walaupun hanya satu huruf. Dia hanya mematung dengan bingung. Si pembunuh berkata:” Ayo cepat selesaikan”.
Tiba-tiba, Allah membuat lidahku lancer melafalkan ayat:” Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan?...( An-Naml 62). Tiba-tiba dihadapanku ada seorang Persia yang muncul dari bibir lembah dengan memegang sangkur. Kemudian, dia melemparkannya kepada si pembunuh  dan tepat mengenai jantungnya hingga dia pun terjungkal  dan tewas. Kemudian aku menghampiri orang Persia itu seraya berkata:” Demi Allah siapakah anda? Dia menjawab:” Aku adalah seorang utusan dari Yang Memenuhi permohonan orang yang berdoa kepada-Nya pada saat mendapat kesulitan dan yang melenyapkan kesulitan itu”. Kemudian, aku mengambil keledai dan bawaanku, lalu pulang dengan selamat.
Firman Allah Ta’ala,” Dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi,’  yaitu yang menggantikan suatu generasi dan umat terdahulu. Penggalan ini seperti firman Allah Ta’ala:” Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada para malikat,’ Sesungguhnya Aku akan menempatkan khalifah dibumi.” (al-Baqarah 30) yaitu, menempatkan suatu kaum sebagai pengganti kaum lain. Demikian pula Allah menjadikan umat ini sebagai pengganti umat dan generasi sebelumnya.
“Apakah disamping Allah ada Tuhan lain? Apakah ada Tuhan lain setelah perincian sifat-Nya seperti itu, penegakan hujah-hujah Allah yang sangat baik kepada orang-orang yang menyembah Tuhan lain bersama Allah, dan merekapun mengetahui bahwa Allah sajalah Yang Menciptakan segala sesuatu, yang memenuhi permohonan yang kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan melenyapkan kesulitan itu? Tidak ada. Yang ada hanyalah Tuhan Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya.
“Amat sedikitlah kamu mengingatnya”. Betapa sedikitnya orang yang ingat atas sesuatu yang membimbing mereka kepada kebenaran menunjukkan kepada jalan yang lurus.
(Sumber: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)

Pekanbaru, Nopember 2017.

Tidak ada komentar: