Keridhaan
Allah berada pada keridhaan kedua orang tua, kemurkaan Allah berada pada
kemurkaan kedua orang tua. (HR. Tirmidzi)
Ada sebuah pemandangan indah ketika saya dan isteri tawaf di Masjidil Haram. Waktu itu kami melakukan tawaf ifadah. Menjelang zuhur. Matahari cukup cerah. Alhamdulillah kami tidak merasakan kepanasan yang sangat. Ditengah-tengah ramainya jemaah, kami melihat seorang pemuda menggendong dipunggungnya seorang wanita paruh baya (ibunya?).Pemandangan luar biasa indah. Ditengah suasana berdesakan, cuaca panas. Si Ibu terlihat bercucuran air mata sambil mulutnya komat-kamit (berdo’a?). Sipemuda terus saja berjalan mengelilingi Ka’bah. Setiap orang yang melihat, berusaha memberikan apresiasi dengan mengatakan sesuatu. Tentunya dalam bahasa masing-masing. Ada juga yang berkata sesuatu sambil mengelus pundak sipemuda.
Walaupun suasana berdesakan, namun jemaah yang berada didepan berusaha memberi kelonggaran agar sipemuda dapat lewat. Mereka terus berjalan melanjudkan tawafnya. Semakin jauh didepan.
Salah satu cara untuk mendapat ridha Allah SWT telah diperlihat oleh si pemuda di Masjidil Haram itu.Mengharapkan ridha orang tua dengan menggendong ibunya melakukan tawaf. Masih banyak cara lain untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Kita sangat membutuhkan ridha Allah SWT. Untuk itu, berusahalah sungguh-sungguh untuk mendapatkan ridha kedua orang tua. Kita takut akan murkanya Allah, maka takut jugalah dengan murkanya kedua orang tua.
Pekanbaru, 1 Nopember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar