Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Senin, November 15, 2010

Kisah Khalifah Ali Dan Pelayan (Contoh Sabar)

Saidina Ali pada suatu ketika memanggil bujangnya (pelayan?) , seorang hamba sahaya laki-laki. Sekali. Sampai tiga kali, ia tidak memperoleh jawaban. Beliau lalu berdiri dan melihat bujangnya itu sedang duduk enak-enakan, kemudian Ali bertanya, apakah engkau tidak mendengar panggilan ku? Ia menjawab, mendengar juga. Beliau bertanya pula, kalau begitu mengapa engkau tidak menyahut atau datang ketempatku? Ia menjawab, saya merasa aman dan tidak akan tuan marahi, maka dari itu saya bermalas-malasan saja. Tiba-tiba Ali berkata, engkau kini bebas, engkau ku merdekakan untuk mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala. ( Kutipan dari Ihya Ulumuddin Imam Alghazali- Bimbingan untuk mencapai tingkat mu’min.)


Kisah ini merupakan contoh yang tepat untuk tidak marah. Saidina Ali tidak memarahi pelayannya, bukan karena takut, tetapi benr-benar karena dapat menahan hawa nafsu amarah. Ali yang terkenal gagah berani, ternyata seorang yang baik, bahkan sangat baik kepada pelayannya. Semua itu dilakukan karena mengharapkan ridha Allah SWT.

Ajaran Islam memang menghendaki penganutnya untuk selalu dapat menahan amarah. Dari Abu Hurairah r.a berkata, seseorang datang dan berkata; " Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku. Nabi bersabda : " Jangan marah". Maka orang itu mengulangi permintaan nasehat beberapa kali dan Nabi saw bersabda : " Jangan marah." ( HR. Bukhari).


Setiap hari, kita selalu berhubungan dengan sesama manusia. Tidak semua sikap/perilaku orang lain ( juga kita) menyenangkan. Tidak dapat menahan amarah, akan menimbulkan berbagai masalah. Sebaliknya, dengan menahan amarah, kehidupan akan terasa lebih nyaman. Menahan amarah karena mengharap ridha Allah SWT.

Tidak ada komentar: