Allah SWT menegaskan, bahwa kalau kita ingin menjadi manusia yang beruntung, harus gemar membersihkan jiwa dan berusaha sekuat tenaga menjauhkan diri dari hal-hal yang akan mengotorinya. Adapun strategi untuk mendapatkan jiwa yang suci adalah sebagai berikut :
1. Muhasabatunnafs.
Muhasabatunnafs artinya mengoreksi diri. Apabila kita merasa jiwa ini kotor, segera bersihkan dengan taubat dan peningkatan amaliah-amaliah yang saleh. “ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “. (QS Al Hasyr 59: 18)
2. Taubat. (lihat QS At-Tahrim 66: 8)
Taubat artinya perbaikan diri. Taubat merupakan tindak lanjut dari introspeksi diri. Saat kita melakukan introspeksi diri, tentu kita akan menemukan kekurangan-kekurangan diri. Apabila kita mampu memperbaiki diri dan tidak mengulangi lagi, berarti kita telah melakukan taubat :” Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” ( QS Ali Imran 3: 133)
3. Mengisi detik-detik yang dilwati dengan berbagai amal saleh.
Jiwa akan bersih apabila kita mengisi detik-detik yang dilewati dengan berbagai amaliah saleh. Tetap konsisten dalam melakukan kebajikan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :” ...Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kamu bosan dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus menerus) walaupun sedikit.” ( HR. Bukhari)
4. Bergaul dengan orang-orang saleh.
Manusia adalah makhluk sosial. Dengan demikian, lingkungan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan kepribadiannya. Kalau kita ingin memiliki
jiwa yang bersih, bergaullah dengan orang-orang yang jiwanya bersih. “ Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridoan-Nya ; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaan itu melewati batas.” ( QS Al Kahfi 18: 28)
5. Menghadiri masjlis ta’lim.
Orang yang berada di majlis ilmu untuk belajar bersama dengan orang-orang saleh, untuk mengingat Allah, ikhlas untuk mencari keridoan-Nya, akan mendapatkan rahmat dari-Nya dan jiwanya akan suci. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:” Tidak ada kaum yang duduk untuk mengingat Allah kecuali malaikat akan menghampirinya, meliputinya dengan rahmat, dan diturunkan ketenangan kepada mereka...”. ( HR. Muslim)
6. Do’a.
Berdo’a dengan penuh kerendahan hati adalah cermin dari hamba yang tunduk, patuh hanya kepada Allah, menyerahkan seluruh kehidupannya secara total kepada Allah. Allah SWT berfirman :” Berdo’a lah kepada Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu ...” ( QS Al Mu’min 40: 60)
Syahr bin Hausyah r.a mengatakan, bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah:” Wahai ibu orang-orang yang beriman, do’a apa yang selalu diucapkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saat berada disampingmu? Ia menjawab, “ Do’a yang banyak diucapkan ialah, “ Ya Muqallibal quluub, tsabbit ‘alaa diinika ( wahai yang membolak-balik jiwa, tetapkanlah jiwaku pada agama-Mu. ( HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Itulah enam cara agar kita termasuk orang-orang yang menyucikan jiwa. Jiwa kita akan terkotori dengan perbuatan-perbuatan maksiat dan amalan-amalan yang mendatangkan murka Allah SWT. Artinya, setiap kali kita melakukan kemaksiatan berarti kita sedang mengotori jiwa. “dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori jiwanya”. Na’udzubillah.
(Sumber : Aam Amiruddin, Tafsir Al Qur’an Kontemporer Juz Amma Jilid II)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar