Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Sabtu, Agustus 13, 2011

Strategi Mendapatkan Jiwa Yang Suci

Allah SWT menegaskan, bahwa kalau kita ingin menjadi manusia yang beruntung, harus gemar membersihkan jiwa dan berusaha sekuat tenaga menjauhkan diri dari hal-hal yang akan mengotorinya. Adapun strategi untuk mendapatkan jiwa yang suci adalah sebagai berikut :
1.      Muhasabatunnafs.
Muhasabatunnafs artinya mengoreksi diri. Apabila kita merasa jiwa ini kotor, segera bersihkan dengan taubat dan peningkatan amaliah-amaliah yang saleh. “ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “. (QS Al Hasyr 59: 18)
2.     Taubat. (lihat  QS At-Tahrim 66: 8)
Taubat artinya perbaikan diri. Taubat merupakan tindak lanjut dari introspeksi diri. Saat kita melakukan introspeksi diri, tentu kita akan menemukan kekurangan-kekurangan diri. Apabila kita mampu memperbaiki diri dan tidak mengulangi lagi, berarti kita telah melakukan taubat :” Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” ( QS Ali Imran 3: 133)
3.     Mengisi detik-detik yang dilwati dengan berbagai amal saleh.
Jiwa akan bersih apabila kita mengisi detik-detik yang dilewati dengan berbagai amaliah saleh. Tetap konsisten dalam melakukan kebajikan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :” ...Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan  sebelum kamu bosan dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus menerus) walaupun sedikit.” ( HR. Bukhari)
4.      Bergaul dengan orang-orang saleh.
Manusia adalah makhluk sosial. Dengan demikian, lingkungan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan kepribadiannya. Kalau kita ingin memiliki
jiwa yang bersih, bergaullah dengan orang-orang yang jiwanya bersih. Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridoan-Nya ; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaan itu melewati batas.” ( QS Al Kahfi 18: 28)
5.      Menghadiri masjlis ta’lim.
Orang yang berada di majlis ilmu untuk belajar bersama dengan orang-orang saleh, untuk mengingat Allah, ikhlas untuk mencari keridoan-Nya, akan mendapatkan rahmat dari-Nya dan jiwanya akan suci. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:” Tidak ada kaum yang duduk untuk mengingat Allah kecuali malaikat akan menghampirinya, meliputinya dengan rahmat, dan diturunkan ketenangan kepada mereka...”. ( HR. Muslim)
6.      Do’a.
Berdo’a dengan penuh kerendahan hati adalah cermin dari hamba yang tunduk, patuh hanya kepada Allah, menyerahkan seluruh kehidupannya secara total kepada Allah. Allah SWT berfirman :” Berdo’a lah kepada Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu ...” ( QS Al Mu’min 40: 60)
Syahr bin Hausyah r.a mengatakan, bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah:” Wahai ibu orang-orang yang beriman, do’a apa yang selalu diucapkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saat berada disampingmu? Ia menjawab, Do’a yang banyak diucapkan ialah, “ Ya Muqallibal quluub, tsabbit ‘alaa diinika ( wahai yang membolak-balik jiwa, tetapkanlah jiwaku pada agama-Mu. ( HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Itulah enam cara agar kita termasuk orang-orang yang menyucikan jiwa. Jiwa kita akan terkotori dengan perbuatan-perbuatan maksiat dan amalan-amalan yang mendatangkan murka Allah SWT. Artinya, setiap kali kita melakukan kemaksiatan berarti kita sedang mengotori jiwa. “dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori jiwanya”. Na’udzubillah.
(Sumber : Aam Amiruddin, Tafsir Al Qur’an Kontemporer Juz Amma Jilid II)

Tidak ada komentar: