Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim )
Jiwa orang yang beriman akan tertahan sebab utangnya sampai utang tersebut terlunasi. (HR Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim dari Abu Hurairah).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi kemudahan bagi manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Namun, kemajuan itu juga membawa dampak semakin banyaknya kebutuhan manusia. Kehidupan terasa belum lengkap tanpa memiliki berbagai produk teknologi.
Seiring dengan itu, banyak juga kemudahan untuk mendapatkan barang-barang dengan cara mencicil/angsuran. Banyak cara untuk berhutang. Kemudahan ini perlu disikapi dengan bijak agar tidak menyulitkan diri sendiri didunia dan/atau diakhirat. Dalam hal ini ada baiknya kita cermati tuntunan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :” Barang siapa yang mengambil harta seseorang (berhutang) yang bermaksud untuk membayarnya maka Allah akan melaksanakan pembayaran itu. Dan barangsiapa yang mengambilnya dengan maksud untuk merusak (tidak mau membayar dengan sengaja) maka Allah akan merusak orang itu. ( HR. Bukhari)
Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah)
Agar mendapatkan kemudahan dalam membayar hutang, sebaiknya kita luruskan niat dari awal. Kita memang sungguh-sungguh akan mebayar hutang tersebut dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:“Sesungguhnya yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari )
Membayar hutang juga merupakan salah satu cara agar dapat masuk surga.
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah)
Hutang yang terbawa sampai ke akhirat, akan dibayar dengan kebaikan yang dimiliki. Sebab, disana tidak ada dinar atau dirham.
Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :” Barang siapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah)
Pekanbaru, 1 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar