Orang yang tulus ikhlas lebih
menyukai amal perbuatan yang tidak diketahui oleh pihak lain daripada amal yang
gaungnya terdengar dimana-mana, apalagi sampai dimuat dimedia-media massa. Ia
lebih suka tergabung dalam kelompok akar pohon. Akar itu merupakan tulang
punggung pohon karena hidup dan matinya sangat tergantung padanya sedangkan
akar pohon itu sendiri tidak terlihat oleh manusia karena tertanam diperut
bumi.
Ia juga menghendaki dirinya
menjadi fondasi suatu bangunan. Jika suatu bangunan tidak mempunyai fondasi,
maka tentu dinding bangunantidak akan bisa tegak, demikian pula atapnya tidak
akan bisa dipasang sehingga bangunan itu tidak bisa berdiri. Perhatikan ucapan
Syauqi, “ Fondasi itu tidak terlihat oleh manusia karena ia rendah hati. Namun,
diatas fondasi itulah bangunan menjulang tinggi.”
Diceritakan dalam suatu hadis
bahwa pada suatu ketika Umar pergi ke masjid. Tiba-tiba ia melihat Mu’adz
sedang menangis didekat makam Rasulullah saw. Umar menegur: Mengapa engkau
menangis? Jawab Mu’adz: Saya telah
mendengar hadits dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda:” Riya sekalipun hanya sedikit, ia termasuk
syirik. Dan barangsiapa memusuhi kekasih-kekasih Allah maka ia telah menyatakan
perang terhadap Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang baik, takwa
serta tidak dikenal. Sekalipun mereka tidak ada, mereka tidak hilang dan
sekalipun mereka ada, mereka tidak dikenal. Hati mereka bagaikan pelita yang
menerangi petunjuk. Mereka keluar dari segala tempat yang gelap gulita.”(
HR Ibnu Majah dan Baihaqi). Menurut Hakim, hadits ini sahih karena tidak ada
cacat didalamnya.
(Sumber: Ikhlas Sumber Kekuatan Islam, DR. Yusuf Qardhawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar