Seorang yang
tulus ikhlas tidak mempunyai keinginan mendapatkan perhatian orang lain, sebab
hal itu akan menimbulkan kemurkaan Allah ‘Azza wa Jalla. Pada hakikatnya,
manusia memiliki perasaan, pemikiran, kecenderungan dan tujuan yang
berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh karena itu, segala usaha untuk mencari
keridhaan manusia tidak akn mungkin berhasil. Hal ini sesuai dengan ucapan
seorang penyair : “ Siapakah yang dalam masyarakat ridha kepada setiap orang,
sedang diantara hawa nafsu manusia terdapat terdapat jarak yang jauh.”
Perhatikn
perkataan penyair lain:” Apabila anda senang kepada diriku lantaran kemuliaan
keluargaku, tentu aku akan senantiasa benci terhadap keluargaku yang hina dan
sekiranya aku senang pada keluargakubyang hina, pasti aku memurkakan keluargaku
yang mulia.’
Jadi, seorang
yang ikhlas senantiasa menghibur dirinya dari semua kesulitan itu. Semboyannya
selalu bersama Allah: “ Alangkah baiknya anda tetap manis, sedangkan kehidupan
penuh dengan kepahitan. Alangkah indahnya bila anda selalu ridha, sementara
orang lain sedang marah. Betapa baiknya di antara aku dan kamu terjalin hubungan
yang harmonis. Sedang diantara diriku dan dunia terdapat kehancuran. Bila anda
benar-benar mencintai sesuatu, maka semuanya terasa mudah. Dan yang diatas
tanah adalah tanah.”
(Sumber : Ikhlas Sumber keuatan
Islam, DR. Yusuf Qardhawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar