Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Februari 09, 2012

Tiga Orang Terkurung Di Dalam Gua


Kesulitan merupakan bahagian dari kehidupan.  Satu-satu nya yang dapat mengeluarkan kita dari berbagai kesulitan itu hanyalah Allah SWT. Hal ini patut benar-benar diyakini. Dengan meyakini, bahwa yang dapat mengeluarkan kita dari kesulitan itu hanyalah Allah SWT, maka akan timbul kesadaran untuk selalu berdo’a. Juga, akan terjauh dari berputus asa.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra katanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ketika tiga orang lelaki sedang berjalan-jalan, tiba-tiba turun hujan. Lalu mereka berteduh di dalam gua sebuah gunung. Secara tiba-tiba pintu gua itu tertutup dengan sebuah batu besar menyebabkan mereka terkurung, lalu sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain: “ Ingatlah semua amal baik yang pernah kamu lakukan karena Allah SWT. Setelah  itu berdo’a lah kepada Allah SWT dengan amalan masing-masing. Semoga Allah SWT menolong kesulitan kita ini.”

Lelaki pertama berkata:” Ya Allah, suatu ketika dahulu aku mempunyai dua orang  ibu bapak yang sudah tua melarat. Mereka tinggal bersama keluargaku yang terdiri dari seorang isteri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Aku pelihara mereka serta berkhitmat untuk mereka. Setelah aku mempunyai masa lapang, aku memerahkan susu untuk mereka. Aku utamakan kedua orang tua ku untuk meminumnya terlebih dahulu dari anak-anakku. Satu hari, karena kesibukan pekerjaanku, hingga petang baru aku dapat pulang. Aku dapati kedua orang tua ku sudah tidur. Seperti biasa, aku lalu memerah susu. Aku letakkan susu tersebut didalam sebuah bejana. Aku berdiri diujung kepala kedua orang tuaku, namun aku tidak sanggup membangunkan mereka dari tidur yang nyenyak. Aku juga tidak sanggup memberi anak-anakku minum terlebih dahulu sebelum kedua orang tua ku meminumnya, sekalipun mereka meminta-minta di hadapanku karena lapar dahaga. Aku berusaha setia menunggui mereka dan mereka juga tetap tidur sampai ke pagi. Jika Engkau tahu apa yang aku lakukan itu adalah semata-mata mengharapkan keridhaan-Mu, maka tolonglah aku dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini, sehingga kami bisa melihat langit”.
Disebabkan bakti khitmat tersebut, Allah SWT berkenan menolong mereka dengan menggerakkan sedikit batu besar tersebut, sehingga mereka bisa melihat langit.
Lelaki kedua pula berkata: “  Ya Allah, suatu ketika dahulu  aku mempunyai seorang sepupu perempuan. Aku mengasihinya sebagaimana cinta seorang lelaki terhadap seorang perempuan yang cukup mendalam. Aku minta supaya dia melayani keinginan nafsuku. Namun begitu, dia tida sudi  untuk berbuat demikian kecuali setelah aku mampu memberikannya uang sebanyak seratus dinar. . Untuk tujuan tersebut, dengan susah payah akhirnya aku mampu mengumpulkan uang sebanyak itu. Aku membawa uang tersebut kepadanya. Setelah aku ingin menyetubuhinya, dia berkata :’ Wahai hamba Allah! Takutlah kepada Allah. Janganlah kamu merenggut kesucianku kecuali dengan ernikahan terlebih dahulu’. Mendengar kata-kata tersebut, aku lalu bangkit darinya serta membatalkan niat jahatku itu. Seandainya Engkau tahu bahwa apa yang aku lakukan itu adalah semata-mata untuk mencari keridhaan-Mu, tolonglah kami dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini.”
Allah SWT berkenan menolong mereka dimana batu besar itu terbuka sedikit lagi.
Lelalki ketiga pula berkata:” Ya Allah, suatu ketika dahulu aku pernah mengupah seorang pekerja untuk memanen padi. Setelah selesai melakukan pekerjaan, dia berkata :’ Berikan upahku’. Namun aku enggan membayar upahnya. Dia terus memanen padi dan memnta lagi upahnya beberapa kali. Aku masih seperti biasa, enggan membayar upahnya dan terus mengupahnya memanen padi sehingga aku berhasil memiliki beberapa ekor sapi dan beberapa ekor anaknya. Suatu hari, lelaki tadi datang kepadaku dan berkata:’ Takutlah kamu kepada Allah. Kamu jangan lagi menzalimi ku dengan kewajibanku’. Kemudian aku berkata kepadanya:’ Ambillah sapi itu dengan anaknya’. Dia berkata: ‘ Takulah kepada Allah dan janganlah mempermain-mainkan aku’.  Aku berkata:’ Aku tidak mempermain-mainkan kamu, tetapi ambillah sapi itu serta anak-anaknya.’ Sehingga akhirnya dia mengambil sapi tersebut. Seandainya Engkau tahu bahwa apa yang aku lakukan itu adalah semata-mata untuk mencari keridhaan-Mu, tolonglah kami dari kesulitan yang tinggal hanya sedikit lagi”.
Akhirnya Allah pun menolong mereka dengan menggerakkan batu besar yang menutupi gua tempat dimana mereka berteduh. ( HR. Bukhari-Muslim)
Kisah diatas, dapat diambil sebagai pengajaran. Dapat juga dijadikan panduan dalam berdo’a ketika menghadapi kesulitan.

Tidak ada komentar: