Salah satu wujud keimanan seorang
muslim adalah mempercayai dan meyakini bahwa hari akhirat itu pasti adanya.
Dengan meyakini akan adanya hari akhirat, maka seorang muslim tentu akan
berusaha sungguh-sungguh untuk menghadapinya nanti.
Menurut Prof. Dr. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar Juzu’ I, kepercayaan
akan hari akhirat mengandung :
1. Apa yang kita kerjakan di dunia ini adalah dengan tanggungjawab yang penuh. Bukan tanggungjawab kepada manusia, tetapi kepada Tuhan yang selalu melihat kita, walaupun sedang kita berada sendirian. Semua akan kita pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Tanggungjawab bukan jawab yang tanggung.
1. Apa yang kita kerjakan di dunia ini adalah dengan tanggungjawab yang penuh. Bukan tanggungjawab kepada manusia, tetapi kepada Tuhan yang selalu melihat kita, walaupun sedang kita berada sendirian. Semua akan kita pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Tanggungjawab bukan jawab yang tanggung.
2. Kepercayaan
kepada akhirat meyakinkan kita bahwa apa-apapun peraturan atau susunan yang
berlaku dalam alam dunia ini tidaklah
akan kekal; semuanya bergantian, semuanya berputar, dan yang kekal hanyalah
peraturan “kekal” dari Allah, sampai dunia itu sendiri binasa hancur.
3. Setelah
hancur alam yang ini, Tuhan akan menciptakan alam yang lain, langitnya lain,
buminya lain, dan manusia dipanggil buat hidup kembali didalam alam yang baru
dicipta itu dan akan ditentukan tempatnya sesudah penyaringan dan perhitungan
amal di dunia.
4. Syurga
untuk yang lebih berat amal baiknya. Neraka untuk yang lebih berat amal
jahatnya. Dan semuanya dilakukan dengan adil.
5. Kepercayaan
akan Hari Akhirat memberikan satu pandangan khas tentang menilai bahagia atau
celaka manusia. Bukan orang yang hidup mewah dengan harta benda, yang gagah
berani dan tercapai apa yang dia inginkan, bukan itu ukuran orang yang jaya.
Dan bukan pula karena seorang hidup susah, rumah gubuk dan menderita yang jadi
ukuran untuk menyatakan bahwa orang celaka. Tetapi, kejayaan yang hakiki adalah
pada nilai iman dan taqwa disisi Allah, di hari kiamat. Yang semulia-mulia kamu
disisi Allah ialah yang setaqwa-taqwa kamu kepada Allah. Sebab itu,
tersimpullah semua kepada ayat :
“Mereka itulah yang berada atas petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka
itulah orang-orang yang beroleh kejayaan. “ ( QS. Al Baqarah 5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar