Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, April 29, 2012

Selamatkan Anak Dari Neraka


Dari `Umar bin Khaththab ra. berkata: "Ketika selesai perang Khaibar beberapa sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang kembali dan mereka menyebut-nyebut bahwa si Fulan mati syahid, si Fulan mati syahid, sehingga mereka bertemu dengan seseorang di tengah jalan mereka mengatakan: "Si Fulan mati syahid". Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidak, sesungguhnya saya melihat si Fulan berada dalam neraka karena ia menyembunyikan kain mantel hasil rampasan perang yang belum dibagi". (HR. Muslim).
Semua daging yang tumbuh dari harta yang haram, maka api neraka adalah lebih utama untuk menyiksanya itu ( HR. Tirmidzi).
Ketika seorang anak melihat ada buah yang masak dari sebatang pohon, si anak meminta kepada ibunya. Si ibu pun langsung mengambil buah tersebut dan memberikan kepada si anak. Pohon  tersebut tumbuh dipekarangan orang lain.

Kelihatannya kejadian itu sepele. Namun pengaruhnya terhadap si anak tidak dapat dikatakan kecil. Jika perilaku si ibu itu berulang-ulang, maka akan tertanamlah didalam pikiran si anak, bahwa boleh-boleh saja mengambil milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Kita memang sangat tidak menyukai perampok, pencuri atau koruptor. Tetapi tidak semua orang dapat berbuat untuk menindak perbuatan kriminal tersebut. Banyak prosedur harus dilalui untuk menyelesaikan perkara yang berhubungan dengan pencurian dan perampokan. Apalagi perkara korupsi. Mencuri, merampok dan korupsi itu adalah perbuatan mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Setiap orang tua, berpeluang besar memberikan pengajaran kepada anaknya agar tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya. Hal ini sangat perlu dilakukan. Dikaitkan dengan contoh di atas, alangkah bijaksananya jika si ibu itu tidak mengambil buah tersebut. Dia harus katakan kepada si anak, bahwa buah itu bukan milik kita. Tidak boleh diambil begitu saja. Harus meminta izin dulu kepada pemiliknya. Itu baru namanya ibu yang cerdas.
Setiap kali anak meminta sesuatu yang bukan miliknya, setiap kali pula diberi pengertian bahwa mengambil sesuatu yang bukan hak itu dilarang agama. Sejak dini anak- anak perlu mengetahui apa saja yang wajib  dilakukan dan apa saja yang haram berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah. Juga perlu ditanamkan, bahwa setiap perbuatan itu ada balasan atau resikonya. Mengambil sesuatu yang bukan hak, terancam akan masuk neraka. Wujud kasih sayang orang tua terhadap anak yang paling mendasar adalah berusaha sungguh-sungguh agar anak-anak terhindar dari azab neraka.
Pemahaman tentang halal dan haramnya sesuatu sangat perlu dimiliki para orang tua. Bagaimana mungkin mengajari anak bahwa ini halal dan itu haram jika orang tua tidak mempelajari Al Qur’an dan Sunnah.
Pekanbaru, 22 April 2012

Tidak ada komentar: