Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, April 01, 2012

Menikmati Indahnya Beribadah


Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjaan. ( QS. Al Hasyr 59: 18)
Ketika akan melakukan perjalanan jauh, saya selalu melakukan persiapan maksimal. Artinya, kendaraan dibawa ke bengkel untuk di servis. Ban cadangan disiapkan. Kunci-kunci, termasuk dongkrak disusun didalam mobil agar mudah diambil jika nanti diperlukan. Pokoknya, semua peralatan yang berhubungan dengan kendaraan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Karena belum memiliki peralatan GPS, saya selalu membawa peta berukuran besar. Semua itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan hal-hal diluar perkiraan nanti diperjalanan.

Persiapan lainnya adalah makanan dan minuman. Selalu membawa minuman yang cukup. Begitu juga makanan ringan seperti mi instan, roti dan cemilan. Walaupun kemungkinan untuk membeli diperjalanan ada, namun persipan tetap dianggap penting.
Pakaian dan perlengkapan mandi, juga selalu menjadi perhatian. Pakaian itu terdiri dari pakaian untuk diperjalanan dan setelah tiba ditujuan. Termasuk juga perlengkapan shalat diperjalanan.
Kelihatannya, persiapan itu merupakan beban. Namun, bagi saya berkemas-kemas untuk perjalanan itu sudah merupakan rekreasi. Jadi, sebelum keberangkatanpun saya sudah menikmati rekreasi. Cukup menyenangkan.
Mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan beberapa hari saja, sudah banyak yang harus dilakukan agar perjalanan itu memberikan kenyamanan. Juga, agar tidak banyak masalah ketika melakukan perjalanan.
Semua persiapan itu hanyalah langkah berjaga-jaga. Bagaimana hasilnya, diserahkan sepenuhnya kepada yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, keberangkatan selalu diawali dengan do’a. Begitu juga dalam perjalanan, kewajiban melaksanan ibadah, tetap diperhatikan.
Beberapa kali melakukan perjalanan jauh, menempuh jarak ribuan kilo meter, melintas sebagian Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, berkat pertolongan Allah SWT, belum pernah mengalami hambatan yang sampai mengganggu perjalanan.
Bagaimana perjalanan nanti di akhirat?
Secerdas-cerdas manusia adalah yang terbanyak mengingat kematian serta yang terbanyak persiapan menghadapinya, ( HR. Ibnu Majah).

Perjalanan itu memakan waktu sangat lama. Tentu perlu bekal yang juga sangat banyak dan lebih kompleks.
Wahai hamba-hamba Ku, sempatkanlah beribadah kepada Ku, nanti Aku penuhi hatimu dengan kekayaan serta kecukupan dan tanganmu dengan rezeki. Janganlah menjauhkan diri dari Ku, nanti aku penuhi hatimu dengan kemiskinan dan tanganmu akan syarat dengan kesibukan. ( HR. Tirmidzi)
Persiapan dalam melakukan perjalanan akhirat itu sangat perlu dilandasi keimanan dan ketaqwanan. Setiap hari, bahkan setiap saat kita dituntut untuk melakukan persiapan. Sebab, kematian sebagai pintu menuju akhirat akan datang kapan saja.
Banyak hal yang perlu dikemas. Niat harus diluruskan semata-mata hanya karena Allah SWT dan untuk mencari keridhaan-Nya. Tinggalkan segera semua hal yang bernuansa syirik, sekecil apapun. Pelaksanaan ibadah harus dikemas sehingga benar-benar sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hindari ritual-ritual yang tidak ada dalilnya didalam Al Qur’an dan sunnah. Pakaian dikemas agar menutup aurat dan selalu bersih. Makanan dan minuman dikemas agar terhindar dari yang haram. Hubungan sesama manusia dikemas agar tidak menzalimi atau mengganggu orang lain. Harta perlu dikemas, keluarkan zakat, perbanyak sedekah. Berqurban setiap tahun bagi yang mampu. Hindari harta haram. Keluarga dikemas agar terhindar dari api neraka.
Jika beribadah dianggap beban, tentu akan dirasakan berat. Harus melakukannya terus menerus. Agar beribadah tidak terasa berat, perlu di upayakan adanya kenyamanan dalam melaksnakannya. Salah satu motivasi agar beribadah tidak terasa sebagai beban, anggaplah semuanya sebagai kegiatan berkemas-kemas menghadapi perjalanan panjang. Berkemas-kemas yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Perjalanan panjang itu belum dimulai. Jadi, mumpung masih ada waktu, lakukanlah persiapan sebaik-baiknya. Menjadikan hari-hari sebagai persiapan untuk menghadapi perjalanan panjang di akhirat, dapat merupakan sebuah keindahan tersendiri. Keindahan itu hanya dapat dirasakan didalam hati dan pikiran.
Persiapan-persiapan itu memerluan acuan. Jika dilakukan tanpa acuan yang benar, bisa jadi akan sia-sia dan buang-buang energi. Acuan yang benar itu adalah Al Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karenanya, ilmu itu sangat penting. Kemajuan teknologi dan transportasi memberi kemudahan bagi penuntut ilmu. Perlu disadari, bahwa menuntut ilmu itu juga termasuk bekal penting untuk perjalanan panjang di akhirat.
Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: