Amal yang paling utama
ialah shalat pada waktunya serta berbakti pada kedua orang tua. (HR. Muslim).
Ajaran Islam menghendaki agar anak berbakti kepada kedua
orang tuanya. Berbakti kepada orang tua itu termasuk amal yang paling utama.
Berbakti kepada orang tua, dapat berlanjut walaupun orang tua sudah meninggal
dunia.
Dari Malik bin Rabi’ah,
ujarnya, seketika saya sedang duduk-duduk dihadapan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam tiba-tiba saja ada seseorang dari suku Anshar, datang
menghadap padanya. Ia bertanya:” Wahai Rasulullah! Masih ada sesuatu yang
menjadi beban kewajiban atas diriku untuk berbuat baik pada orang tuaku sepeninggal
mereka yang mesti aku tunaikan dalam rangka berbuat baik padanya? Jawab beliau
:” Memang ada. Masih ada 4 perkara lagi. Memohonkan barokah dan kesejahteraan
untuknya. Memohonkan ampunan baginya. Melaksanakan janjinya. Serta menghormati
teman sejawatnya berikut menyambung tali persaudaraan yang engkau sendiri
sebenarnya tak mempunyai hubungan persaudaraan kecuali karena ada silaturrahmi
sebelum kepergiannya. Nah, itulah kewajiban yang masih menjadi tanggung-jawab
mu untuk berbuat baik padanya sepeninggal mereka semua. (HR. Abu Dawud-Ibnu
Majah)
Bahwa ada seorang
lelaki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:” Sesungguhnya ibuku
telah meninggal secara mendadak. Aku mempunyai dugaan kuat. Seandainya ia
sempat berbicara, pastilah ia akan mendermakan hartanya. Apakah dia juga akan
memperoleh pahala jika aku menyedekahkan hartanya untuknya? Jawab
beliau:”Benar” ( HR Bukhari-Muslim)
Ibu dan ayah berhak untuk diperlakukan dengan baik. Tanpa
mengabaikan kehadiran seorang ayah, ibu lebih patut didahulukan.
Dari Abu Hurairah,
seorang lelaki datang menghadap pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ia bertanya:” Wahai Rasulullah! Diantara semua manusia ini, siapakah yang
paling berhak aku pergauli secara baik? Jawabnya:” Ibumu ! Ia bertanya lagi :
Lalu siapa? Jawab beliau :” Ibumu”. Dia masih juga bertanya:” Kemudian siapa?
Beliau jawab :” Ibumu!. Orang itu bertanya kembali:” Sesudah itu siapa lagi?
Jawab Beliau :” Ayahmu! (Muttafaq ‘alaih)
Sebuah kerugian besar jika kahadiran ibu dan ayah atau salah
satu diantaranya, tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kehadiran orang tua
itu, memberi peluang untuk masuk syurga.
Rugi nian, rugi nian,
dan memang rugi nian. Yaitu seseorang sempat hidup dengan kedua orang tuanya,
baik salah satu saja, ataupun kedua-duanya sekali, kemudian ternyata dia malah
tidak masuk syurga. ( HR Muslim).
Ketika berbicara dengan orang tua, hendaklah menjaga
kata-kata. Perhatikan sungguh-sungguh agar tidak mengunakan kata-kata yang
kurang sopan atau kata-kata yang dapat melukai hatinya.
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
diantara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. ( QS. Al Israa’ 17: 23)
Mengucapkan kata “ah” kepada orang tua tidak dibolehkan oleh
agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih
kasar dari pada itu. (Al Qur’an dan
Terjemahnya, Wakaf dari Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Abdullah bin Abdul Aziz
Ali Sa’ud)
Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah :” Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil. (QS. Al Israa’ 17: 24)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar