1. Merasa mudah dalam beramal saleh.
Orang yang telah mendapatkan hidayah taufiq akan merasa mudah
atau ringan dalam melakukan amal saleh, rajin dan tekun dalam beribadah, serta
sangat takut berbuat kedurhakaan.
Sementara orang yang tidak mendapatkan hidayah-Nya, akan
merasa malas dalam beramal saleh dan tidak merasa bersalah kalau berbuat
maksiat.
Barang siapa yang Allah
kehendaki untuk mendapat petnjuk, Dia melapangkan dadanya untuk Islam. Dan
barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah
Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al An’am 6:
125)
Maksud ayat Dia
melapangkan dadanya untuk Islam adalah orang yang mendapat hidayah akan
merasa mudah melaksanakan ajaran-ajaran-Nya, dadanya lapang tanpa beban. Dan
yang dimaksud niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit adalah orang yang tidak mendapat hidayah, akan
merasa malas dalam beramal saleh karena dadanya merasa sesak saat melaksanakan
aturan-aturan Allah SWT.
2. Konsisten.
Orang yang mendapat hidayah taufiq akan konsisten dalam
menjalankan perintah-perintah-Nya. Akan merasa nikmat saat beribadah
kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut :
Bagaimanakah kamu
menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun
berada ditengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Ali
Imran 3: 101)
Maksud ayat Barangsiapa
yang berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk
kepada jalan yang lurus ialah orang-orang yang mendapat petunjuk atau
hidayah akan berpegang teguh alias konsisten pada ajaran-ajaran Allah SWT.
3. Bersemangat dalam mempelajari ajaran agama.
Orang yang mendapat hidayah taufiq akan memiliki semangat
untuk selalu menelaah ajaran-ajaran Allah. Islam itu agama yang harus dipahami,
bukan sekedar diyakini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Allah akan memberikan kebaikan pada
seseorang, Dia faqihkan orang tersebut dalam agama”.
Yang dimaksud Dia
faqihkan orang tersebut dalam agama adalah orang tersebut bersemangat untuk
menelaah ajaran-ajaran Islam.
(Sumber: Aam Amiruddin, Tafsir Al Qur’an
Kontemporer jilid II)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar