Wahai kaum muslimat,
jangan memandang rendah sedekah yang diberikan tetanggamu, meskipun sekadar
telapak kaki kambing. (HR. Bukhari)
Suatu hari, saya menyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan
dengan pemberian. Ketika itu, seorang isteri membawa sebuah kelapa pemberian
tetangga. Pemberian itu diperlihatkannya kepada suaminya. Entah mengapa, si
suami bukannya berterima kasih tetapi memperlihatkan kekesalan dan menyuruh
kembalikan.
Kelapa itu sudah tumbuh tunasnya. Namun, kondisinya tentu
masih layak untuk dimanfaatkan. Si isteripun berlalu. Saya tidak tahu, apakah
kelapa itu dikembalikan ke tetangga atau tidak.
Ada rasa prihatin melihat kenyataan itu. Ternyata tidak mudah
menghargai sebuah pemberian. Padahal ajaran Islam menghendaki penganutnya agar
selalu berusaha menghargai pemberian sekecil apapun. Tentu saja jika pemberian
itu halal dan baik. Sebaliknya, peberian yang kita tahu tidak halal atau tidak
baik, perlu ditolak. Cara menolaknya juga dengan baik.
Jangan lihat berapa harganya, tetapi lihatlah ketulusan hati
si pemberi. Mungkin ungkapan ini perlu ada didalam hati dan pikiran kita ketika
menerima sebuah pemberian. Pola pikir menghargai sebuah pemberian, merupakan
salah satu upaya dalam memelihara hubungan baik antar sesama. Wallahu’alam...
(Pekanbaru, Mei 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar