Berzikir disetiap waktu memang mestinya menjadi kebutuhan
setiap Muslim. Sebab kita menyadari, disekitar kita ada setan yang selalu
mengintai kelengahan kita untuk menyerang. Zikir adalah salah satu metode yang
bisa memproteksi diri kita dari serangan setan.
Kesadaran inilah yang berusaha dibangun oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada segenap umatnya. Hal itu terlihat jelas
dalam hadits-hadits beliau. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah
ditanya tentang siapa yang paling besar nilai jihatnya? Beliau menjawab yang
besar zikirnya kepada Allah. Kemudian beliau juga ditanya, siapa yang paling
besar nilai puasanya? Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya
dengan beberapa pertanyaan lain, namun jawabannya selalu sama, “ Orang yang
paling besar zikirnya kepada Allah”. Umar pernah mengatakan, “ Pergilah orang
berzikir dengan menggenggam semua kebaikan. ( Lihat Durus Aqadiah Mustafadah
Minal Haj: 128-130)
Hal itu tidak terlalu mengherankan. Karena, ibadah-ibadah yang
kita lakukan sebenarnya tujuan utamanya adalah
untuk berzikir dan mengingat-Nya.Allah berfirman “...dan dirikanlah shalat
untuk mengingatku,” ( Thaha 20: 14)
Selain itu, zikir juga akan mengalirkan ketenangan hati dalam
diri kita dan meringankan segala hal yang memberatkan. Allah berfirman “
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
( Arra’d 13: 28)
Seorang pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam: “ Wahai Rasulullah, sungguh syariat sangat banyak, maka kabarkanlah
kepadaku sesuatu yang bisa aku pegangi”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “ (Hendaklah) lisan kamu
selalu terbasahi dengan zikir kepada Allah”. ( Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Sumber utama setiap kegelisahan adalah dosa yang kita
perbuat. Sekecil apapun dosa yang kita lakukan, itu akan meninggalkan titik
hitam di hati. Tidak akan mungkin kebahagiaan itu menembus hati yang penuh
dengan titik hitam. Zikir hadir untuk menjaga sekaligus membersihkan hati kita
dari titik hitam.
Karenanya, ketika seorang laki-laki datang kepada Hasan
Al-Bahsri dan mengadukan kerasnya hatinya, maka hasan al-Bashri menjawabnya
dengan singkat, “ Cairkanlah hatimu dengan berzikir”. (Al-Wabilusshoyyib: 142)
(Sumber: Suara Hidayatullah Nopember 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar