Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Juni 10, 2012

Meneladani Keluarga Nabi Bersedekah


Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Sedekah tidak akan mengurangi harta seseorang. Seorang yang pemaaf, Allah menambahkan kemuliaan baginya. Dan seorang yang tawadhu (merendahkan diri) kepada Allah, Allah akan menaikkan derajatnya. ( HR. Muslim)
Salah satu nilai kemuliaan dalam kehidupan Islam adalah semangat memberi. Semangat memberi ini telah benar-benar dibuktikan oleh generasi awal umat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga dan sahabat memiliki semangat memberi yang sangat tinggi. Kisah-kisah yang berhubungan dengan “memberi” ini patut kita jadikan motivasi. Pola pikir sebagai “pemberi” perlu kita miliki.

Semangat memberi yang luar biasa telah dibuktikan oleh Fatimah r.a, putri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kisahnya saya kutip dari Suara Hidayatullah.
Mari kita tengok salah satu keluarga Rasulullah saw (ahlulbait),  yakni Fatimah r.a yang suci, penghulu wanita di dunia. Ketika putranya Al-Hasan dan Al-Husain jatuh sakit, Fatimah dan suaminya bernazar untuk puasa tiga hari.
Pada saat melaksanakan nazarnya, tahulah Fatimah bahwa tidak ada makanan buat berbuka. Sudah lama dapur tidak mengepul.
Ali r.a sang suami, mengambil bulu domba dari seorang Yahudi untuk dipintal Fatimah dengan upah tiga sha’ gandum.
Hari pertama, Fatimah menyelesaikan sepertiga pekerjaan dan ia memperoleh satu sha’ gandum. Ia memasaknya dan membuat lima potong roti. Tetapi, ketika akan berbuka, seorang miskin berdiri didepan pintu  rumah dan berkata:” Ya ahlul bait ( wahai keluarga Nabi), aku ini orang Islam yang miskin. Berilah makanan untuk ku. Semoga Allah menjamu kalian dengan hidangan surga”. Fatimah kemudian menyerahkan seluruh makanan itu dan melewati malam dalam keadaan perut kosong.
Pada hari kedua dan ketiga, terjadi peristiwa yang sama. Hanya saja, kali ini yang muncul  tawanan kaum muslim dan anak yatim.
Ketika Ali membawa kedua anaknya menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau melihat kedua cucunya gemetar  karena kelaparan, bagaikan dua ekor burung pipit yang kedinginan. Beliaupun berkata :” Hai abul Hasan ( bapaknya Hasan), aku sedih sekali melihat kalian. Marilah kita temui Fatimah.”
Rasulullah saw kemudian menemui di mihrabnya. Ketika dilihat mata putrinya cekung (karena kelaparan). Nabi saw segera memeluknya, seraya berdo’a :” Ya Allah tolonglah keluarga Muhammad yang hampir kelaparan ini.” Waktu itu turunlah surat Al Insan (76) ayat 5-12 yang memuji keluarga sederhana tersebut. Mereka amat berkomitmen  terhadap nilai-nilai kemuliaan.
Sungguh indah menjadi orang yang hidupnya penuh semangat berbagi. Tidakkah kita termotivasi untuk menjadi orang yang bermental pemberi ?              
Wallahu a’lam bish-Shawab...                                                                                                      
                                                                                                   

Tidak ada komentar: