Ada sejumlah sebab mengapa hati mengalami kematian,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tidak pernah dirawat.
Apapun kalau tidak pernah dirawat akan lebih cepat mengalami
kerusakan, begitu juga hati. Hati yang tidak dirawat akan mengalami kegersangan,
kejumudan, bahkan kematian. “ Belumlah
datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun, dan janganlah mereka
seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya,
kemudian berlalulah masa yang panjang
atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara
mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hadid 57: 16-17)
Kita disuruh agar menyisihkan waktu untuk mengingat Allah dan
merenungi ayat-ayat Allah sebagai wujud perawatan terhadap hati, supaya tidak
mengalami kegersangan, bahkan kematian. Allah SWT mengingatkan jangan seperti
ahli kitab yang tidak pernah mau merawat hatinya sehingga hati mereka menjadi keras dan akhirnya mati.
2. Atmosfer yang tidak kondusif.
Manusia adalah makhluk sosial yang bisa terpengaruh oleh
atmosfer atau suasana lingkungan. Apabila suasana lingkungan kita ini kondusif
untuk kesehatan hati, kemungkinan besar hati kita pun sehat. Namun sebaliknya,
kalu suasana lingkungan kita kurang kondusif untuk kesehatan hati, kemungkinan
besar hati kitapun sakit, bahkan mati.
Disinilah betapa pentingnya kita memperhatikan armosfer.
“ Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhan nya dipagi dan senja hari
dengan mengharap keridoan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang
hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al Kahfi 18: 28)
Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan agar kita bersabar
berada dalam lingkungan yang saleh, bersabarlah
kamu bersama-sama dengan orang-orang menyeru Tuhannya dipagi dan senja hari
dengan mengharap keridoan-Nya. Kita diingatkan untuk tidak berada dalam
lingkungan yang suka menurutkan hawa nafsu. Dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. Jelaslah
bahwa hati akan menjadi mati kalau atmosfer tidak kondusif.
3. Selalu mengikuti rayuan nafsu.
Hati akan mati apabila dorongan-dorongan hawa nafsu (nafsu buruk) selalu diikuti. “Pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannyadan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan menutup penglihatannya? Maka siapakah
yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat. Maka mengapa kamu
tidak mengambil pelajaran? (QS. Al Jatsiyah 45: 23)
(Sumber: Aam Amiruddin, Tafsir Al Qur’an
Kontemporer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar