Sebuah negeri tentu memerlukan seorang pemimpin. Beruntunglah
penduduk sebuah negeri ketika memiliki pemimpin yang benar-benar memahami
ajaran agama dan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.
Tidaklah dua ekor
serigala yang lapar dilepas di tengah gerombolan kambing lebih merusak daripada
merusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta
dan kedudukan yang tinggi. (HR. at-Tirmidzi)
Abu Musa berkata, “Aku dan dua orang laki-laki dari
kaumku pernah masuk menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka
salah seorang dari keduanya berkata, “Angkatlah kami sebagai pemimpin, wahai
Rasulullah”. Temannya pun meminta hal yang sama. Bersabdalah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam: “Kami tidak menyerahkan kepemimpinan
ini kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi
untuk mendapatkannya.” (HR. Bukhari - Muslim )
Seiring dengan banyaknya fasilitas yang dapat diperoleh
seorang pemimpin, maka semakin terlihat ambisi untuk mendapatkan jabatan.
Berbagai upaya dilakukan untuk memperoleh sebuah jabatan / pemimpin.
Ada kalanya banyak pengorbanan dikeluarkan untuk memperoleh
suatu jabatan pimpinan. Pengorbanan itu berupa harta, tenaga dan pikiran. Boleh
jadi, karena banyaknya pengorbanan, maka ketika kegagalan datang, tidak dapat
menerima dengan lapang dada. Berbagai upaya untuk menggagalkan keberhasilan
orang lain pun dilakukan. Semua itu, dapat menjadi indikator adanya ambisi
untuk menjadi pemimpin.
Ambisi itu
menimbulkan akibat buruk. Antara lain akan ada penyesalan nanti. Lebih buruk
lagi, ambisi yang sampai merusak nilai-nilai agama.
Sesungguhnya kalian nanti akan sangat
berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi
penyesalan. ( HR. Bukhari )
Penyesalan ketika masih berada di dunia, memiliki kesempatan
untuk memperbaikinya. Namun, penyesalan diakhirat patut benar-benar dipikirkan
dari sekarang. Salah satu upaya untuk menghindarkan diri dari penyesalan di
akhirat adalah dengan menjauhkan diri dari ambisi terhadap kepemimpinan.
Wallahu a’lam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar