Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Jumat, Juli 13, 2012

Menjauhkan Diri Dari Ambisi Kepemimpinan

Sebuah negeri tentu memerlukan seorang pemimpin. Beruntunglah penduduk sebuah negeri ketika memiliki pemimpin yang benar-benar memahami ajaran agama dan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.
Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah gerombolan kambing lebih merusak daripada merusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan yang tinggi. (HR. at-Tirmidzi)
Abu Musa  berkata, “Aku dan dua orang laki-laki dari kaumku pernah masuk menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka salah seorang dari keduanya berkata, “Angkatlah kami sebagai pemimpin, wahai Rasulullah”. Temannya pun meminta hal yang sama. Bersabdalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kami tidak menyerahkan kepemimpinan ini kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi untuk mendapatkannya.” (HR. Bukhari - Muslim )

Seiring dengan banyaknya fasilitas yang dapat diperoleh seorang pemimpin, maka semakin terlihat ambisi untuk mendapatkan jabatan. Berbagai upaya dilakukan untuk memperoleh sebuah jabatan / pemimpin.
Ada kalanya banyak pengorbanan dikeluarkan untuk memperoleh suatu jabatan pimpinan. Pengorbanan itu berupa harta, tenaga dan pikiran. Boleh jadi, karena banyaknya pengorbanan, maka ketika kegagalan datang, tidak dapat menerima dengan lapang dada. Berbagai upaya untuk menggagalkan keberhasilan orang lain pun dilakukan. Semua itu, dapat menjadi indikator adanya ambisi untuk menjadi pemimpin.
Ambisi itu menimbulkan akibat buruk. Antara lain akan ada penyesalan nanti. Lebih buruk lagi, ambisi yang sampai merusak nilai-nilai agama.
Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan. ( HR. Bukhari )
Penyesalan ketika masih berada di dunia, memiliki kesempatan untuk memperbaikinya. Namun, penyesalan diakhirat patut benar-benar dipikirkan dari sekarang. Salah satu upaya untuk menghindarkan diri dari penyesalan di akhirat adalah dengan menjauhkan diri dari ambisi terhadap kepemimpinan.
Wallahu a’lam...

Tidak ada komentar: