Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Agustus 16, 2012

Bertambah Dan Berkurangnya Iman


Ketika menafsirkan ayat “Yaitu Mereka beriman kepada yang gaib...” (QS. Al-Baqarah 2: 3), Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa iman ialah membenarkan dengan ucapan, perbuatan dan keyakinan, akan bertambah dengan ketaatan dan akan berkurang dengan maksiat. Keimanan yang memiliki sifat seperti itu akan melahirkan rasa takut kepada Allah Ta’ala. Maka seorang mukmin yang memiliki rasa takut kepada Allah tidak akan melakukan suatu perbuatan, meyakini suatu kepercayaan, atau mengatakan suatu ucapan yang menyalahi perintah Allah.

Beriman kepada yang gaib berarti kamu meyakini sesuatu yang tidak kamu lihat. Keimananmu itu berarti membenarkan, bahkan sangat membenarkan apa yang menyampaikannya kepadamu. Menurut pengertian syara’, iman kepada yang gaib berarti iman kepada Allah Ta’ala, para malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul-Nya, hari akhir, takdir yang baik dan yang buruk, hari bangkit sesudah mati, surga dan neraka. Semua itu adalah gaib. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid I).
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa perilaku sehari-hari dapat menyebabkan bertambah atau berkurangnya iman. Oleh sebab itu, kita patut berusaha sungguh-sungguh dan meminta pertolongan Allah SWT agar dapat memelihara ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sebaliknya, sekecil apapun sebuah maksiat patut pula dihindari. Pengertian sederhana dari maksiat adalah melanggar perintah Allah SWT.
Untuk dapat memelihara ketaatan dan menghindari maksiat, maka sangat perlu memahami berbagai hal yang dilarang dan yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Bagaimana mungkin kita dapat masuk kedalam golongan orang-orang yang selalu dalam ketaatan, padahal tidak banyak mengetahui apa yang wajib ditaati. Bagaimana mungkin kita dapat menghindar dari maksiat jika tidak banyak mengetahui yang harus dihindari. Ilmu itu memang penting. Mumpung masih ada waktu, tambah terus pemahaman tentang Al-Qur’an dan sunnah.
(Pekanbaru, Agustus 2012)

Tidak ada komentar: