Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Sabtu, Agustus 18, 2012

Strategi Untuk Menang Dari Setan


Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah 2: 168-169)
Melawan setan bukan perkara mudah, karena selain wujudnya tidak bisa dijangkau indera, ia juga bisa menjelma dalam bentuk jin dan manusia. Namun demikian, bukanlah hal mustahil kita bisa mengalahkan setan.

Pertama, kita harus mengenali tipu daya setan. Dengan begitu kita akan mudah menghindarinya. Sebaliknya, selama kita buta dengan informasi, pergerakan, rencana dan metode musuh sendiri, maka bahaya besar sedang mengincar kita.
Kedua, ikhlas dan senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT. Untuk bisa ikhlas dan tawakkal juga tidak gampang. Dibutuhkan latihan dan ilmu yang memadai, sehingga kita mampu seperti orang-orang saleh yang berpikir, berbicara dan bergerak hanya dalam rangka mendapat ridha Allah SWT. Namun, jika kita mampu merasakan nikmatnya ikhlas dan tawakkal, maka selamanya kita akan selamat dari tipu daya setan. Sebaliknya, jika gagal, lalu berputus asa niscaya hidupnya senantiasa berada dalam bayang-bayang setan.
Ketiga, senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT agar diberikan keistiqamahan dalam menapaki jalan-Nya. Utsman bin ‘Ash r.a pernah mengadu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait setan yang selalu menghalanginya ketika shalat. Nabi Shallalllahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “ Itulah setan yang bernama Khanzab, jika engkau merasakannya, mohonlah perlindungan Allah daripadanya dan meludahlah kearah kirimu tiga kali.” Utsman r.a berkata, “ Aku lalu mengamalkannya, dan Allah pun menghilangkannya dariku”.(Riwayat Muslim).
Lebih jauh Ibnu Qayyim menambahkan sebuah ilustrasi menarik terkait pentingnya seorang Muslim berlindung kepada Allah SWT. Jika kita sedang berjalan disebuah jalan, lalu dihadang seekor anjing milik penggembala kambing, maka cara paling baik agar selamat dari gangguannya adalah meminta tolong sang penggembala ( pemilik anjing). Hanya dengan isyaratnya anjing itu akan diam dan kita pun akan selamat dari gangguannya”.
Analog tersebut selaras dengan firman Allah SWT:” Sesungguhnya hamba-hamba Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat”. (Al-Hijr 15: 42)
(Sumber: Suara Hidayatullah, Agustus 2012)

Tidak ada komentar: