Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh
yang nyata bagimu. Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan
keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS.
Al-Baqarah 2: 168-169)
Melawan setan bukan perkara mudah, karena selain wujudnya
tidak bisa dijangkau indera, ia juga bisa menjelma dalam bentuk jin dan manusia.
Namun demikian, bukanlah hal mustahil kita bisa mengalahkan setan.
Pertama, kita harus mengenali tipu daya setan. Dengan begitu
kita akan mudah menghindarinya. Sebaliknya, selama kita buta dengan informasi,
pergerakan, rencana dan metode musuh sendiri, maka bahaya besar sedang
mengincar kita.
Kedua, ikhlas dan senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT.
Untuk bisa ikhlas dan tawakkal juga tidak gampang. Dibutuhkan latihan dan ilmu
yang memadai, sehingga kita mampu seperti orang-orang saleh yang berpikir,
berbicara dan bergerak hanya dalam rangka mendapat ridha Allah SWT. Namun, jika
kita mampu merasakan nikmatnya ikhlas dan tawakkal, maka selamanya kita akan
selamat dari tipu daya setan. Sebaliknya, jika gagal, lalu berputus asa niscaya
hidupnya senantiasa berada dalam bayang-bayang setan.
Ketiga, senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT agar
diberikan keistiqamahan dalam menapaki jalan-Nya. Utsman bin ‘Ash r.a pernah
mengadu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait setan yang selalu
menghalanginya ketika shalat. Nabi Shallalllahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “ Itulah setan yang bernama Khanzab, jika
engkau merasakannya, mohonlah perlindungan Allah daripadanya dan meludahlah
kearah kirimu tiga kali.” Utsman r.a berkata, “ Aku lalu mengamalkannya,
dan Allah pun menghilangkannya dariku”.(Riwayat Muslim).
Lebih jauh Ibnu Qayyim menambahkan sebuah ilustrasi menarik
terkait pentingnya seorang Muslim berlindung kepada Allah SWT. Jika kita sedang
berjalan disebuah jalan, lalu dihadang seekor anjing milik penggembala kambing,
maka cara paling baik agar selamat dari gangguannya adalah meminta tolong sang
penggembala ( pemilik anjing). Hanya dengan isyaratnya anjing itu akan diam dan
kita pun akan selamat dari gangguannya”.
Analog tersebut selaras dengan firman Allah SWT:” Sesungguhnya hamba-hamba Ku tidak ada
kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu
orang-orang yang sesat”. (Al-Hijr 15: 42)
(Sumber: Suara Hidayatullah, Agustus 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar