Dan mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk. Yaitu
orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka
akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah 2: 45-46).
Dalam menjalani kehidupan ini, tentu saja kita tidak dapat
menghindarkan diri dari masalah. Masalah itu dapat saja menimpa diri kita atau
anak atau cucu atau orang tua atau
saudara. Adakalanya kita tidak dapat menghindarkan diri. Mudah-mudahan diri
kita, anak/cucu, orang tua dan saudara tidak bermasalah sekaligus.
Orang cerdas tentu tidak ingin bermasalah berlama-lama. Untuk
itu perlu terus berusaha mencari jalan keluar terbaik. Jalan terbaik itu adalah
berusaha terus mengatasi dan memohon pertolongan Allah SWT.
Sebuah kisah tentang pertolongan Allah SWT yang diberikan
kepada seseorang ketika menghadapi suatu masalah, saya kutip dari Suara
Hidayatullah edisi Juni 2012 dengan judul Jika Bermasalah, Shalatlah.
Ibnu Abid-Dunya dalam kitab Al-Mujabin menceritakan
tentang peristiwa yang dialami seorang
sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dari kalangan Anshar bernama Abu Ma’allaq, saudagar yang sangat menjaga
kepribadian luhurnya.
Suatu hari ditengah perjalanan berniaga tiba-tiba ia dihadang
kawanan perampok bersenjata tajam, “Serahkan hartamu atau aku akan membunuhmu”.
Abu Ma’allaq berkata, “ Apa yang engkau inginkan, aku atau
hartaku?
“Aku inginkan harta dan jiwamu”, jawab perampok.
“Baiklah izinkan saya untuk melaksanakan shalat empat
rakaat”, pinta Abu Ma’allaq yang dipenuhi oleh perampok.
Diakhir sujudnya, ia berdo’a, “ Wahai zat Yang Pengasih,
wahai Zat Yang Penyayang, wahai Zat Pemilik ‘Arsy Yang Agung, wahai Zat Yang
Menjalankan apa yang diinginkan, dengan kemuliaan Mu yang tidak bisa dituntut
aku memohon dengan kuasa-Mu yang tidak bisa ditindas, dengan cahaya-Mu yang
memenuhi penjuru ’Arsy-Mu, cegahlah kejahatan perampok ini. Wahai Pemberi
perlindungan, lindungilah aku, wahai Sang Pemberi perlindungan!”
Tiba-tiba seseorang sambil menunggang kuda muncul dengan
membawa tombak. Dalam sekejab, penunggang kuda itu menusukkan tombak tersebut
kepada sang perampok. Lalu, ia menghampiri Abu Ma’allaq: “Berdirilah”.
“Engkau bukan ayahku dan bukan ibuku, tetapi Allah telah menolongku
hari ini melalui engkau”, kata Abu Ma’allaq.
“Aku adalah malaikat penghuni langit keempat. Pada do’a mu
yang pertama, aku mendengar suara ketukan pada pintu-pintu langit, kemudian
pada do’a mu yang kedua aku mendengar penghuni langit ribut. Pada do’a mu yang
ketiga, telah sampai berita padaku ada do’a orang yang tertimpa kesusahan. Lalu
aku memohon kepada Allah agar mengizinkan ku untuk membunuh perampok itu”, ujar
sang penunggang kuda.
(Pekanbaru, Juli 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar