Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Oktober 04, 2012

Berhati-Hati Terhadap Syirik Samar


Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. ( QS. An Nisaa’ 4: 48)
Barangsiapa yang mati dengan menyekutukan kepada Allah akan sesuatu, ia akan masuk neraka. ( HR. Bukhari)
Didalam tafsir Ibnu Katsir jilid I saya membaca sebuah keterangan tentang syirik samar. Sebuah keterangan yang patut menjadi perhatian kita. Begitu pentingnya menjaga sikap dan ucapan agar tidak tergelincir dan melakukan perbuatan syirik.

Sehubungan dengan firman Allah Ta’ala, “Maka janganlah kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah”, Ibnu Abbas berkata, “Menjadikan tandingan sebagai sekutu adalah syirik yang lebih samar dari pada melatanya semut hitam dikegelapan malam.” Termasuk menjadikan sekutu bagi Allah ialah ucapan , “ Demi Allah, demi hidupmu dan demi hidupku, hai fulan”. Dia mengatakan, “ Kalaulah tak ada anjing ini, niscaya kami disatroni maling”, dan “ Kalaulah tak ada angsa, niscaya kami disatroni maling”. Juga perkataan seseorang kepada temannya, “ Apa yang dikehendaki Allah dan kamu,” Kalaulah tidak ada Allah dan sifulan...” semua itu merupakan syirik. Dalam hadis disebutkan ,” Sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ,’ Apa yang dikehendaki Allah dan engkau.’ Maka beliau bersabda,’ Apakah engkau menjadikan aku sebagai tandingan Allah? (Ringkasan tafsir ibnu katsir jilid I)
Berusaha sungguh-sungguh agar terhindar dari perbuatan syirik, sangat perlu dilakukan. Sebab, syirik itu memiliki resiko sangat besar. Berhati-hatilah dalam mensikapi sesuatu.
(Pekanbaru, September 2012)

Tidak ada komentar: