Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, November 15, 2012

Berdo'a Kepada Allah Tanpa Perantara


Allah, tempat bergantung segala sesuatu. ( QS. Al Ikhlas 112 : 2)
Ayat ini menegaskan, hanya Allah lah yang harus menjadi tumpuan harapan. Hanya kepada-Nya kita bergantung dan memohon pertolongan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwasiat :” Apabila kamu memohon, mohonlah kepada-Nya, dan bila kamu meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada-Nya.” (HR. Tirmidzi)

Ustadz Muhammad Abduh dalam karyanya Tafsir Al Quran Al Karim menyatakan, kata ash-shamad mengisyaratkan pengertian bahwa kepada Allah-lah secara langsung bermuara setiap permohonan, tanpa harus ada perantara atau pemberi syafaat. Penegasan Allahushshamad merupakan antitesis (perlawanan) terhadap keyakinan kaum musyrikin dan penganut agama-agama lainnya yang berkeyakinan bahwa Tuhan harus didekati melalui perantaraan orang-orang saleh.
Sesungguhnya kaum musyrikin yang memusuhi Islam percaya kepada eksistensi Allah SWT. Namun, mereka tidak pernah langsung berdo’a atau beribadah kepada-Nya. Mereka membuat perantara yaitu dalam bentuk berhala atau orang-orang saleh yang sudah meninggal. Saat mereka ditegur, “ Mengapa kalian menyembah berhala-berhala ini? Jawabnya,“ Kami tidak pernah beribadah pada berhala ini, kami hanya menjadikannya perantara untuk menyampaikan permohonan kami kepada Allah”.
“...Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata)‘ Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya...” (QS. Az-Zumar 39: 3)
Kalau kita cermati, saat ini masih ada sebagian kaum muslimin yang keyakinan dan perilakunya seperti kaum musyrikin jahiliah. Mereka datang kekuburan orang saleh, lalu shalat dan berdo’a, “ Ya Auliyaa Allah (para kekasih Allah), sampaikan permohonan kami kepada Allah agar anak kami segera mendapatkan jodoh”. Sewaktu ditegur , “ Mengapa anda minta kepada orang saleh yang telah wafat? Mengapa tidak langsung saja meminta kepada-Nya? Jawabnya,” Kami tidak meminta kepada para wali, tetapi hanya menjadikannya perantara agar do’a kami segera disampaikan kepada-Nya. Mereka itu kan orang-orang saleh, sementara kita hanya orang biasa.’
Coba anda amati, substansi jawabannya tidak berbeda dengan jawaban kaum musyrikin seperti tertera pada QS. Az-Zumar ayat 3 diatas.
(Sumber: Tafsir Al Quran Kontemporer, Aam Amiruddin)

Tidak ada komentar: