Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Desember 30, 2012

Kecintaan Kepada Wanita, Anak Dan Harta

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). ..( QS. Ali Imran 3: 14)”. Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik dari yang demikian itu?." Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran 3: 15)

Dijelaskan dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, bahwa Allah Ta’ala memberitahukan berbagai jenis kelezatan yang dijadikan indah bagi manusia dalam kehidupan dunia, yaitu manita dan anak-anak. Allah memulai dengan wanita karena ia merupakan fitnah paling berat. Dalam kitab sahih ditegaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Tiada aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita.

Jika keinginan terhadap wanita itu ditujukan untuk menjaga kesucian dan memperoleh anak yang banyak, maka hal demikian bahkan diharapkan, disukai, dan disunnahkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dunia merupakan harta benda, dan harta benda yang paling baik ialah wanita yang salehah. Jika dpandang, ia menyenangkannya, jika disuruh ia taat, jika ditinggal pergi ia menjaga kehormatan dirinya dan harta suaminya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Kawinilah wanita yang mencintai kamu dan mampu beranak (subur), karena aku akan membanggakan kamu sebagai umat terbanyak pada hari kiamat.
Demikian pula dengan harta kekayaan. Kadang ia ditujukan untuk kemegahan dan kesombongan. Hal demikian dicela. Dan kadang-kadang hartapun ditujukan untuk diinfakkan kepada karib kerabat, sarana silaturrahmi, dan untuk berbagai tujuan baik lainnya. Harta demikian dipuji dan disanjung secara syara’. Para mufassir berikhtilaf mengenai kadar qinthar. Namun, singkatnya qinthar berarti harta yang banyak. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Anas dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkaitan dengan kata qinthar, katanya, “ Harta senilai seribu dinar”.
Cinta kepada kuda dapat dibagi tiga. Pertama, cinta kepada kuda untuk digunakan dalam berperang di jalan Allah. Barangsiapa berbuat demikian, maka ia diberi pahala. Kedua, kuda untuk tujuan kebanggaan dan kemegahan bagi umat Islam. Orang yang memilikinya berdosa, namun muslim lainnya tidak. Dan ketiga, memelihara kuda untuk tujuan pemeliharaan dan pemilikan keturunannya, dan dalam melakukannya ia tidak melupakan hak Allah yang ada pada kuda. Kecintaan demikian dapat menutupi aib pemiliknya. Hal ini insya Allah akan dibahas dalam penafsiran ayat “ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (Al-Anfal 60).
Maksud kuda musawwamah ialah yang digembalakan. Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud ialah kuda yang pada dahinya atau pergelangan kakinya ada warna putih. Dan ada pula pendapat lainnya. Imam Ahmad meriwayatkan dari Suwaid bin Hubairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Sebaik-baik harta seseorang ialah kuda (keledai) yang banyak beranak dan pohon kurma unggul yang berbuah lebat.(HR. Ahmad)
Firman Allah “binatang ternak” seperti unta, sapi, dan kambing.” Dan sawah ladang” yakni tanah yang digunakan untuk bercocok tanam. Kemudian Allah Ta’ala berfirman “Itulah kesenangan kehidupan dunia”  yakni sesungguhnya ini merupakan kembang kehidupan dunia dan keindahannya yang fana dan cepat sirna. “Dan pada sisi Allah lah tempat kembali yang baik” yakni tempat kembali dan pahala yang baik.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Umar bin Khaththab demikian: Setelah ayat “ dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada yang diinginkan “  ini turun, Umar berkata, “ Ya Tuhan ku, tangguhkanlah keindahannya kepada kami”. Maka diturunkanlah ayat, “ Katakanlah, ‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?  Katakanlah, hai Muhammad, kepada manusia, ‘ Aku akan memberitahukan kepadamu perkara yang lebih baik daripada yang dijadikan indah dalam kehidupan dunia ini berupa kenikmatan yang pasti cepat sirna”. Kemudian Allah memberitahukan, “ Bagi orang-orang yang bertaqwa , pada sisi Tuhan nyaada surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya”, yakni berbagai sisi surga dan sudutnya mengalir banyak sungai yang berisi bermacam-macam jenis minuman, seperti madu, susu, khamar, air segar, dan sebagainya yang belum dilihat mata, didengar telinga, dan belum pernah terpikirkan keadaanya oleh seorang manusia pun. “Sedang mereka kekal didalamnya”, yakni menetap di dalamnya untuk selama-lamanya.
“Dan isteri-isteri yang disucikan”, dari kotoran, haid dan nifas. “Dan keridhaan Allah”. Maksudnya, keridhaan Allah menyelimuti mereka. Sesudah itu, Dia tidak akan murka lagi kepada mereka untuk selamanya. Hal ini seperti firman Allah. “ Dan keridhaan Allah itu lebih besar” nilainya daripada kenikmatan abadi yang diberikan kepada mereka. Kemudian Allah berfirman, “Dan Allah Mahamelihat akan hamba-hamba Nya”. Artinya, setiap individu diberi bagian yang sesuai dengan hak nya masing-masing.
(Sumber: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)


Tidak ada komentar: