Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan
itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu
berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui. (QS. Al-Baqarah 2: 168-169)
Menjaga makanan memang perlu kita lakukan. Sebab, makanan
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Sebagai seorang muslim, kita
patut memperhatikan kaidah-kaidah Al-Qur’an dan sunnah dalam mengkonsumsi
makanan.
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa Al-Hafizh Abu Bakar bin
Mardawih meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata;’ Saya membaca ayat:” Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang ada dibumi”,
dekat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Sa’ad bin Abi Waqash berdiri
seraya berkata:” Ya Rasulullah, berdo’a lah kepada Allah agar kiranya do’a ku
di kabulkan”. Maka Nabi bersabda:” Hai
Sa’ad perbaikilah makananmu niscaya do’a mu akan
dikabulkan. Demi Dzat yang diri Muhammad ada dalam kekuasaan-Nya,
sesungguhnya yang memasukkan sesuap makanan haram kedalam perutnya, maka
ibadahnya tidak diterima Allah selama 40 hari. Hamba mana saja yang dagingnya
tumbuh dari barang haram dan riba, maka api neraka lebih layak untuk
melahapnya”.(Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1)
Begitu besarnya dampak makanan bagi seorang muslim. Dapat
menyebabkan tidak diterimanya ibadah seseorang dan terancam api neraka. Oleh
sebab itu, bersegeralah memohon ampunan Allah SWT. Boleh jadi, kita pernah
mengkonsumsi makanan yang haram. Kemudian, kedepannya kita berusaha
sungguh-sungguh untuk senantiasa menjaga makanan.
Disamping selalu berusaha menjaga makanan agar jangan sampai
memakan makanan yang haram, berdasarkan ayat Al-Qur’an diatas kita juga
diingatkan agar selalu waspada terhadap setan.
Ibnu Katsir didalam tafsirnya menjelaskan, bahwa firman
Allah, “Sesungguhnya dia merupakan musuh
yang nyata bagimu” merupakan pernyataan agar manusia menjauhi dan waspada
terhadap setan. Sebagaimana Dia berfirman, “ Sesungguhnya setan itu merupakan
musuh bagimu, maka jadikanlah ia sebagai musuh”. Firman Allah, “ Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan “. Setiap kemaksiatan kepada Allah, setiap kecenderungan kemaksiatan,
dan setiap kesalahan merupakan bagian dari langkah setan, termasuk nazar untuk
bermaksiat. Asy-Sya’bi berkata :” Bila seseorang bernazar untuk membunuh
anaknya, maka Masyruq memfatwakan penggantiannya dengan domba. Menurut Masyruq,
hal itu merupakan langkah setan.
Abd bin Hamid mengatakan dengan sanadnya sampai kepada Ibnu
Abbas,’ Setiap sumpah atau nazar kemurkaan merupakan bagian dari langkah setan,
dan kafaratnya juga berupa kafarat sumpah’. Firman Allah, “ Sesungguhnya dia
menyuruh kamu kepada keburukan dan kejahatan serta mengatakan terhadap Allah
apa yang tidak kamu ketahui”, maksudnya bahwa setan yang menjadi musuhmu itu
hanyalah menyuruh kepada perbuatan buruk dan keburukan yang sangat keji seperti
zina; atau yang lebih keji daripada itu, seperti mengatakan terhadap Allah
tanpa pengetahuan. Termasuk dalam kategori musuh ialah setiap orang kafir dan
ahli bid’ah. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1)
(Pekanbaru, Nopember 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar