Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Sabtu, Desember 15, 2012

Petir Sumber Ketakutan Dan Harapan

Jika mereka berpaling, maka katakanlah :” Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum Aad dan Tsamud. (QS. Fushilat 41: 13)
Saat hujan deras langit tiba-tiba menyala. Selang beberapa detik kemudian disusul oleh suara yang menggelegar seperti dentuman bom berdaya ledak tinggi. Tidak jarang, baik anak kecil maupun orang dewasa merasa takut dan merasa cemas saat mendengar suara tersebut.

Gejala alam diatas lazim disebut petir atau halilintar. Petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara awan dan bumi atau awan antar awan yang bermuatan listrik positif (+) dan negatif (-). Petir lebih sering terjadi saat musim hujan, karena pada saat tersebut udara mengandung kadar air yang tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir.
Harun Yahya, seorang ilmuwan Muslim asal Turki, dalam website-nya menulis, bahwa kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Sambaran kilatan petir memiliki kecepatan 96.000 km/jam. Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar dari pada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga ristrik di negara manapun.
Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 derajat celcius. Dengan kata lain, suhu petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari. Cahaya yang dikeluarkan oleh petir, lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt.
Dalam ayat-ayat tentang petir, Allah SWT menghadirkan petir pada umat manusia sebagai sumber harapan dan takut. “Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung”. (QS. Ar-Ra’d 13: 12)
Sumber harapan, karena petir menghasilkan molekul netrogen yang sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan untuk menunjang hidupnya. Dengan demikian, keseimbangan alam ini tetap terjaga, karena manusia juga sangat membutuhkan tumbuh-tumbuhan dalam kehidupannya.
Sumber rasa takut, karena sifat-sifat yang dimiliki petir sangat membahayakan jiwa manusia jika tersambar kilatannya. Seringkali kita dengar atau kita saksikan adanya manusia yang meregang nyawa setelah tersambar petir. Sebelumnya juga telah ada manusia-manusia yang menjadi korban sambaran petir, seperti yang menimpa kaum Nabi Musa ‘alaihisallam. Peristiwa ini terekam dalam al-Qur’an.
Dan ingatlah ketika kamu berkata, “ Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas”, maka petir menyambarmu, sedang kamu menyaksikan. Kemudian Kami membangkitkan kamu setelah kamu mati, agar kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah 2: 55-56)
Setiap Muslim dianjurkan untuk berdo’a ketika kilatan petir tengah menyala-nyala. Berikut adalah doa yang menurut al-Albani sebagai Hadits mauquf yang sahih sanadnya:
Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih ( Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).
(Sumber: Suara Hidayatullah, Maret 2012)

Tidak ada komentar: