Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Desember 23, 2012

Pengertian Iman Kepada Para Rasul


Menurut Syeikh Doktor Sholeh Bin Fauzan Bin ‘Abdullah Al-Fauzan yakni membenarkan semua rasul-rasul baik yang Allah sebutkan nama mereka maupun yang tidak; dari yang pertama sampai yang terakhir, dan penutup para nabi tersebut adalah nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Artinya pula, beriman kepada para rasul seluruhnya dan beriman kepada Nabi kita secara terperinci serta mengimani bahwasanya beliau adalah penutup para nabi dan rasul dan tidak ada nabi sesudahnya; maka barangsiapa yang keimanannya kepada para rasul tidak demikian berarti dia telah kafir
Termasuk pula beriman kepada para rasul adalah tidak melalaikan dan tidak berlebih-lebihan terhadap hak mereka dan harus berbeda dengan kaum yahudi dan nashara yang berlebih-lebihan terhadap para rasul mereka sehingga mereka menjadikan dan memperlakukan para rasul itu seperti memperlakukan terhadap Tuhannya (Allah) sebagaimana yang di firmankan Allah :
Dan orang-orang yahudi berkata :” Uzair itu anak Allah; dan orang-orang nashrani berkata:” Isa Al-Masih itu anak Allah”. (QS. At-Taubah 9: 30)

Sedang orang-orang sufi dan para ahli filsafat telah bertindak sebaliknya. Mereka telah merendahkan dan menghinakan hak para rasul dan lebih mengutamakan para pemimpin mereka. Sedang kaum penyembah berhala dan atheis telah kafir kepada seluruh rasul tersebut.
Orang-orang yahudi telah kafir terhadap nabi Isa dan Muhammad ‘alaihima shalatuwasalam; sedang orang-orang nashara telah kafir kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan orang-orang yang mengimani sebagian-mengingkari sebagian (daripada rasul Allah), maka dia telah mengingkari dengan seluruh rasul, Allah telah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-Nya, dengan mengatakan: Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir kepada sebagian (yang lain), serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan diantara yang demikian (iman dan kafir) merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya, Kami telah menyediakan untuk mereka siksa yang menghinakan. (QS. An-Nisa: 150-151)
Dan Allah juga berfirman:
Kami tidak membeda-bedakan satu diantara Rasul-rasul-Nya...(QS.Al-Baqarah 2:285)
(Syeikh Doktor Sholeh Bin Fauzan Bin ‘Abdullah Al-Fauzan, Prinsip-prinsip Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah)
(Pekanbaru, Desember 2012)

Tidak ada komentar: