Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Januari 20, 2013

Akhlak Nabi Muhammad SAW

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab 33: 21)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk menjadi suri teladan bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah. Tentu saja, kita termasuk orang-orang yang sangat mengharapkan rahmat Allah. Untuk itu, kita patut memahami akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan terus membaca, mendengar dan mempelajari akhlaknya.  Bagaimana mungkin kita dapat meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa banyak membaca, mempelajari dan memahami akhlaknya.

Didalam buku “Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW, oleh Kantor Bimbingan dan penyuluhan orang asing Zulfi, Dicetak dan diedarkan oleh Departemen Agama, Wakaf, Dakwah Dan Bimbingan, Kerajaan Saudi Arabia”, dijelaskan tentang akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat pemberani. Ali bin Abi Thalib berkata :” Jika keadaan kami sangat kritis dan musuh sudah saling berhadapan, maka kami berlindung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat pemurah, tidak pernah ketika dimintai sesuatu dan beliau berkata :” Tidak”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat pemaaf, beliau tidak pernah membalas atau marah. Kecuali jika kehormatan agama telah dilecehkan, maka ia akan membalasnya demi Allah. Orang yang dekat dengannya maupun yang jauh, dan orang yang lemah maupun yang kuat mendapatkan hak yang sama darinya. Beliau menegaskan bahwa tidak ada orang yang lebih mulia dari orang lain kecuali dengan ketaqwaannya, dan manusia adalah sama. Umat-umat yang lalu menjadi binasa karena berlaku diskriminatif, yaitu jika seorang tokoh mencuri maka mereka membiarkannya, dan jika orang lemah yang melakukan maka mereka menghukumnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :” Demi Allah, jika Fatimah binti Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak pernah menghina makanan. Jika ia menyukainya, ia akan memakannya dan jika tidak menyukainya, ia tidak memakannya. Pernah dalam sebulan atau dua bulan tidak ada makanan yang dimasak dirumahnya. Makanan pokok keluarga beliau adalah kurma dan air. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah mengikatkan batu di perutnya karena rasa lapar.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah menjahit sandal, menambal baju, membantu isterinya mengerjakan pekerjaan rumah, dan  menjenguk orang sakit. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat tawadhu’, beliau akan memenuhi undangan orang yang kaya maupun miskin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencintai orang-orang miskin, mengiring jenazah mereka dan menjenguk yang sakit. Beliau tidak menghina seseorang karena kemiskinannya, atau takut karena seseorang karena kekuasaannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menunggang kuda, onta, keledai dan bighal.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sering tersenyum dan paling indah raut wajahnya, meski kesedihan dan musibah sering menimpanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai wewangian dan tidak menyukai bau yang tidak sedap.
Sungguh Allah telah memadukan pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemuliaan akhlak dan kebaikan perilaku, dan Dia telah memberinya ilmu yang tidak diberikan kepada seseorangpun, baik yang terdahulu maupun yang kemudian.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bisa membaca dan menulis, dan tidak ada manusia yang menjadi gurunya. Ia membawa Al-Quran yang diwahyukan dari Allah yang berfirman didalam kitab-Nya:
Katakanlah:” Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian dari mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. (QS. Al-Israa: 88)
Kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ummi (tidak dapat membaca) menutup jalan bagi orang-orang yang menuduh bahwa beliau telah menulis, membaca, atau mempelajari (pengetahuan) dari berbagai sumber umat-umat yang lain.
(Pekanbaru, Desember 2012)

Tidak ada komentar: