Menjelang usianya yang keempat puluh tahun, Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering menyendiri dan berkhalwat di goa Hira,
yaitu goa yang berada di gunung yang terletak didekat Mekkah. Disanalah beliau
menghabiskan waktu selama berhari-hari dan bermalam-malam.
Pada malam kedua puluh satu dari bulan Ramadhan, yaitu ketika
beliau berada dalam goa Hira dan telah berusia empat puluh tahun, beliau
didatangi malaikat Jibril yang seraya berkata kepadanya:” Bacalah”, beliau
menjawab:” Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi perintah ini untuk kedua
kalinya dan ketiga kalinya. Dan pada yang ketiga kalinya, Jibril berkata
kepadanya:
Bacalah dengan
(menyebut) nama Rabbmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(QS. Al-Alaq :1-5)
Setelah itu, Jibril pun meninggalkannya, dan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah tidak kuat lagi berada di goa Hira.
Akhirnya beliau pulang ke rumahnya dan menghampiri Khadijah dengan gemetar
sambil berkata:” Selimuti saya! Selimuti saya!”. Maka Khadijah pun menyelimutinya,
sehingga rasa takutnya sirna. Lalu memberitahu Khadijah tentang apa yang telah
diperolehnya dan berkata:” Sungguh saya khawatir terhadap diriku”. Khadijah
menanggapinya:” Sekali-kali tidak, demi Allah, Dia tidak akan merendahkan
dirimu untuk selamanya. Karena sesungguhnya engkau adalah orang yang
menyambungkan tali persaudaraan, menanggung beban kesusahan orang lain, memberi
orang yang tak punya, manjamu tamu, dan menolong orang yang menegakkan
kebenaran”.
Beberapa hari kemudian, beliau kembali ke goa Hira untuk
melanjutkan ibadahnya yang tersisa dalam bulan Ramadhan. Setelah bulan Ramadhan
berakhir, beliau turun dari goa Hira dan kembali ke Mekkah. Ketika sampai
ditengah lembah, Jibril mendatanginya sambil duduk diatas kursi antara bumi dan
langit, lalu turunlah ayat:
Hai orang yang berkemul
(berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhan mu agungkanlah! Dan
pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. (QS. Al-Muddatstsir:
1-5)
Setelah itu, wahyupun turun secara terus-menerus dan
berkelanjutan.
Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai dakwahnya,
Khadijah masuk Islam dan bersaksi atas keesaan Allah dan kenabian suaminya yang
mulia. Sehingga, ia adalah orang yang pertama kali masuk Islam. Kemudian, sebagai
balas budi pada pamannya Abu Thalib yang mengasuh dan menjaganya sejak
kepergian ibunda dan kakeknya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih
Ali dari sekian banyak putranya itu untuk dididik disisinya dan ditanggung
nafkahnya. Dalam kondisi ini, hati Ali pun terbuka dan akhirnya masuk Islam.
Setelah itu, barulah Zaid bin Haritsah-seorang budak yang telah dimerdekakan
oleh Khadijah- menyusul masuk Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga bercerita kepada teman akrabnya Abu Bakar, maka ia pun beriman dan
membenarkannya tanpa ada keraguan.
Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Dikatakan secara sembunyi-sembunyi disini,
mengingat tempat para sahabat, pengikutnya dan orang-orang yang mereka ajak
masuk Islam tersebut bersifat sangat rahasia. Sudah banyak yang beriman kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun mereka masih menyembunyikan
keislaman mereka. Karena jika satu saja urusan mereka terungkap, maka ia akan
menghadapi berbagai siksaan keras dari kaum Quraisy hingga ia murtad (keluar)
dari agama Islam.
(Sumber: Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW,
Departemen Agama, Wakaf, Dakwah Dan Bimbingan, Kerajaan Saudi Arabia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar