Diantara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah
bahwasanya iman itu perkataan, perbuatan dan keyakinan yang bisa bertambah
dengan keta’atan dan berkurang dengan kema’siatan, maka iman itu bukan hanya perkataan
dan perbuatan tanpa keyakinan. Sebab, yang demikian itu merupakan keimanan kaum
munafiq; dan bukan pula iman itu hanya sekedar ma’rifah (mengetahui) dan
meyakini tanpa ikrar dan amal, sebab yang demikian itu merupakan keimanan
orang-orang kafir yang menolak kebenaran.
Allah berfirman:
Dan mereka
mengingkarinya karena kedzoliman dan kesombongan (mereka), padahal hati-hati
mereka mayakini kebenarannya, maka lihatlah kesudahan orang-orang yang berbuat
kerusakan itu...(QS. An-Naml 27: 14)
...karena sebenarnya
mereka bukan mendustakanmu, akan tetapi orang-orang yang dzolim itu menentang
ayat-ayat Allah. (QS. Al-An’aam 6: 33)
Dan kaum Aad dan Tsamud
dan sungguh telah nyata bagi kaum kehancuran tempat-tempat tinggal mereka. Dan
syetan menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka sehingga menghalangi
mereka dari jalan Allah padahal mereka adalah orang-orang yang berpandangan
tajam.(QS. Al-Ankabut29: 38)
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah mereka yang apabila disebut nama Allah
tergetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambahlah imannya dan
kepada Allah lah bertawakal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan sholat dan
yang menafkahkan apa-apa yang telah dikaruniakan kepada mereka. Merekalah
orang-orang mu’min yang sebenarnya ...(QS. Al-Anfal 8: 2-4)
Dan Allah tidak akan
menyia-nyiakan iman kalian.(QS. Al-Baqarah 2: 143)
Yaitu sholatmu dengan menghadap ke Baitul Maqdis; maka sholat
disini dinamakan iman.
(Sumber: Prinsip-prinsip Ahlus Sunnah Wal
Jamaah,Syeikh Doktor Sholeh Fauzan Bin Fauzan Bin ‘Abdullah Al-Fauzan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar