Dan apa
saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu
ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.(
QS. An Nahl 16: 53)
Allah menerangkan bahwa Dia lah Pemilik manfaat dan
kemudaratan. Segala kebaikan dan karunia hanya bersumber dari Dia semata...”dan apabila kamu ditimpa kemudaratan, maka
hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan”, yaitu kamu mencurahkan
perhatian kepada-Nya seraya meminta tolong, karena kamu tahu bahwa tiada yang
mampu melenyapkan kemudaratan itu kecuali Dia. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,
Muhammad Nasib ar-Rifa’i)
Sebagai manusia biasa, tentu saja kita mempunyai banyak
kebutuhan dan keinginan. Untuk itu, kita akan berusaha dan bekerja
sungguh-sungguh. Namun, tidak semua hal berjalan seperti yang kita inginkan.
Usaha bisa rugi atau kerja bisa di berhentikan. Kondisi ini menuntut sebuah
keyakinan, bahwa semuanya itu tidak terlepas dari kekuasaan Allah SWT.
Ketika anak saya
bekerja disebuah perusahaan, setelah bekerja beberapa bulan dengan
penghasilan yang lumayan dan fasilitas memadai, anak saya minta berhenti.
Sebabnya, pemilik perusahaan memarahinya karena minta izin untuk melaksanakan
ibadah wajib. Keputusan itu, kami dukung sepenuhnya. Lebih baik berhenti
bekerja daripada kehilangan kesempatan untuk beribadah.
Tidak lama setelah berhenti, anak saya diterima bekerja
disebuah perusahaan besar. Penghasilannya tiga kali lebih besar dibandingkan dengan
gaji ditempat bekerja sebelumnya. Fasilitas yang diperoleh juga lebih baik.
Termasuk hak untuk mendapatkan pensiun.
Menyandarkan diri kepada ketentuan Allah SWT hendaklah
menjadi sebuah keyakinan didalam diri. Keyakinan itu teraplikasi dengan perilaku
senantiasa berusaha menegakkan nilai-nilai agama.
Ketahuilah, seandainya
seluruh makhluk berkumpul untuk memberimu suatu manfaat, mereka tidak akan
mampu memberikannya kepadamu kecuali sekedar apa yang telah ditetapkan Allah
bagimu. Dan seandainya mereka berkumpul untuk menimpakan kepadamu suatu bahaya,
mereka tidak akan mampu menimpakannya atasmu kecuali apa yang telah ditetapkan
Allah ...(HR. Tirmidzi)
(Pekanbaru, Oktober 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar