Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami
memohon pertolongan. (QS. Al-Fatihah 1: 4)
Ibadah menurut syara’ ialah suatu hal
yang menyatukan kesempurnaan kecintaan, ketundukan dan ketakutan. Ibnu Abbas
r.a berkata :” Hanya kepada Engkaulah kami beribadah”, berarti hanya kepada
Engkaulah kami mengesakan, takut dan berharap, bukan kepada selain Engkau. “Dan
hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan” untuk menaati-Mu dan melakukan
seluruh persoalan kami. Iyyaaka na’budu
didahulukan daripada iyyaaka nasta’iinu, karena
ibadah merupakan tujuan, sedangkan permintaan tolong merupakan sarana untuk
mencapai ibadah. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid I, Muhammad Nasib
Ar-Rifa’i))
Keyakinan untuk mengesakan, takut dan
berharap hanya kepada Allah SWT patut dipelihara oleh setiap muslim didalam
dirinya. Keyakinan itu akan memberi tuntunan dalam beraktivitas. Ada ketegasan
ketika harus memilih. Terkadang, kita dihadapkan kepada pilihan yang tidak
mudah.
Kehilangan sumber penghasilan, baik
berupa pekerjaan maupun usaha, merupakan masalah besar bagi sebagian orang.
Terkadang untuk mempertahankan sumber penghasilan itu, harus mengorbankan
kewajiban terhadap Allah SWT. Rasa takut kepada seorang pimpinan atau pemilik
perusahaan, dapat membuat seseorang melalaikan kewajiban terhadap Allah SWT. Dalam
kondisi seperti inilah dibutuhkan keyakinan yang kuat, bahwa hanya kepada Allah
lah kita takut dan berharap. Tidak ada hal lain yang lebih penting selain
memelihara kecintaan, ketundukan dan ketakutan kepada-Nya.
(Pekanbaru, Maret 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar