Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Maret 07, 2013

Jadikanlah Sabar Dan Shalat Sebagai Penolong


Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang yang khusu’. (Yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.( QS. Al Baqarah 2: 45-46).

Didalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, bahwa Allah Ta’ala menyuruh hamba-Nya, terhadap apa yang mereka dambakan dari kebaikan dunia, untuk menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong. Ibnu Abi Hatim berkata dengan sanad yang berangkai hingga Umar ibnul-Khaththab r.a, “ Sabar itu ada dua; Sabar ketika mendapat musibah adalah baik, dan lebih baik lagi adalah bersabar dalam menahan diri dari mengerjakan apa yang diharamkan Allah”. Ibnul-Mubarak berkata dengan sanadnya dari Said bin Jubeir, dia berkata,” Sabar ialah pengakuan hamba kepada Allah atas apa yang menimpanya, mengharapkan ridha Allah semata dan pahala-Nya. Kadang-kadang seseorang bertahan dengan gigih dengan menguatkan diri, dan tidak terlihat dari dia kecuali kesabaran”.

Adapun firman Allah “dan shalat”, dikarenakan shalat merupakan penolong utama bagi keteguhan suatu perkara. Dari Hudzaifah Ibnul-Yaman dikatakan, “Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditimpa oleh suatu perkara yang hebat, maka ia menjadikan shalat sebagai penolong”.  Dari Ali r.a dia berkata, “ Menurut penglihatan kami pada malam Perang Badar orang-orang pada tidur kecuali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia shalat dan berdo’a hingga subuh”. Ibnu Jarir meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Uyainah bin Abdurrahman, dari  ayahnya bahwa Ibnu Abbas memberitahukan kepadanya ikhwal  yang bernama Qatsam, ketika Uyainah dalam perjalanan. Kemudian dia membaca innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un.  Uyainah menepi dari jalan lalu berdiam.  Kemudian dia shalat dua rakaat dan melamakan duduknya, kemudian bangkit menuju kendaraannya sambil berkata, “ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu”. Ibnu Jarir berkata, “Makna ayat ini”, Hai para pendeta dari kalangan ahli kitab, jadikanlah penahanan dirimu dalam ketaatan kepada Allah dan pendirian shalat yang mencegah dari perbuatan keji, mungkar, dan mendekatkan kepada keridhaan sebagai penolongmu. Sesungguhnya melaksanakan hal itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu, yakni yang tawadhu’ dan konsisten menaati-Nya karena takut kepada-Nya”.
Yang jelas, meskipun ayat itu merupakan perintah dalam redaksi yang memperingatkan Bani Israel, namun yang dimaksud bukan mereka semata-mata. Ayat itu mencakup mereka dan orang-orang selain mereka. Wallahu a’lam.
Firman Allah Ta’ala ,” Yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. Ayat ini menyempurnakan penjelasan ayat sebelumnya. Maksudnya, sesungguhnya shalat itu benar-benar berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya. Yakni, mereka mengetahui bahwa dirinya akan dikumpulkan kepada-Nya pada hari kiamat; ditampilkan dan dikembalikan kepada-Nya. Segala persoalan mereka dikembalikan kepada kehendak Allah. Dia menghukumi persoalan itu menurut kehendaknya berdasarkan keadilan-Nya. Oleh karena itu, tatkala mereka meyakini adanya hari kembali dan pembalasan, maka mudahlah bagi mereka untuk melaksanakan berbagai ketaatan dan meninggalkan berbagai kemungkaran. Adapun firman Allah ,” mereka meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhan mereka”, menurut Ibnu Jarir dari Mujahit bahwa setiap zhan ‘dugaan’ dalam al-Qur’an berarti yakin. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa zhan itu berarti mengetahui. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
(Pekanbaru, Desember 2012)

 

Tidak ada komentar: