Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, April 28, 2013

Allah Mengetahui Segalanya

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca sesuatu dari  Al Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu walaupun sebesar zarrah  dibumi ataupun dilangit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak ada yang lebih besar dari itu, melainkan  tercatat dalam kitab yang nyata. ( Q S.Yunus 10: 61)
Ayat ini hendaknya menjadi panduan bagi kita dalam melakukan aktivitas. Apapun yang kita lakukan, Allah SWT mengetahuinya. Tidak ada hal yang dapat kita sembunyikan dari-Nya, walaupun sebesar zarah.
Keyakinan bahwa Allah SWT mengetahui segalanya, hendaknya lebih kita pelihara ketika melakukan ibadah, terutama shalat. Keyakinan itu, akan memberikan dorongan kepada kita agar selama shalat, hati dan pikiran senantiasa tertuju kepada Allah SWT.

Untuk lebih memahami maksud ayat 61 surat Yunus tersebut, ada baiknya kita cermati penjelasannya di dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Dijelaskan, Allah Ta’ala memberitahukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Dia mengetahui segala keadaan dirinya, keadaan umatnya, dan seluruh makhluk-Nya pada setiap saat. Bahwasanya tiada yang tersembunyi dari pengetahuan dan penglihatan-Nya, meskipun seberat zarah, dari apa yang ada dilangit dan dibumi. Dan tiada yang lebih kecil atau lebih besar daripada zarah, melainkan ditetapkan dalam kitab yang terang. Hal ini senada pula dengan firman Allah Ta’ala:” Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan. Tidak ada sehelai daun pun melainkan Dia mengetahuinya dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata”. (al-An’aam 59)
Selanjutnya Allah Ta’ala memberitahukan bahwa Dia mengetahui pergerakan segala perkara. Jika pergerakan benda-benda itu saja diketahui Allah, apalagi gerak-gerik kaum mukalaf yang diperintah beribadah. Hal ini sebagaimana firman Allah:” Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri, dan melihat pula perubahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud”.(as-Syu’aara 217-219). Karena itu, didalam surah ini Allah berfirman:” Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur’an  dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya”, yaitu tatkala kamu melakukan sesuatu pada yang demikian itu, Kami menyaksikan, melihat dan mendengar. Karena itu, tatkala Jibril a.s bertanya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ihsan, maka beliau menjawab :” Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Apabila kamu tidak melihat-Nya, maka Dia melihatmu.” (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Masih sanggupkah kita melakukan perbuatan yang dimurkai Allah? Atau, masih sanggupkah kita melalaikan perintah-Nya? Apapun aktivitas keseharian kita, tanamkan kesadaran didalam hati dan pikiran, bahwa Allah SWT mengetahui segalanya. Melihat setiap gerakan yang kita lakukan. Bahkan Allah SWT mengetahui apa yang ada didalam hati dan pikiran kita.
Bagi kita yang sedang menghadapi masalah seperti kemiskinan, sakit dan lain-lain, jangan berputus asa dari rakhmat Allah SWT. Cam kan di dalam diri, Allah SWT mengetahui kondisi kita itu. Teruslah berusaha dan berdo’a. Berusaha dan berdo’a sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(Pekanbaru, Maret 2013)


Tidak ada komentar: