Kamu
tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca sesuatu dari Al Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu
pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak
luput dari pengetahuan Tuhanmu walaupun sebesar zarrah dibumi ataupun dilangit. Tidak ada yang lebih
kecil dan tidak ada yang lebih besar dari itu, melainkan tercatat dalam kitab yang nyata. ( Q S.Yunus
10: 61)
Ayat ini hendaknya menjadi panduan bagi kita dalam
melakukan aktivitas. Apapun yang kita lakukan, Allah SWT mengetahuinya. Tidak
ada hal yang dapat kita sembunyikan dari-Nya, walaupun sebesar zarah.
Keyakinan bahwa Allah SWT mengetahui segalanya,
hendaknya lebih kita pelihara ketika melakukan ibadah, terutama shalat. Keyakinan
itu, akan memberikan dorongan kepada kita agar selama shalat, hati dan pikiran
senantiasa tertuju kepada Allah SWT.
Untuk lebih memahami maksud ayat 61 surat Yunus
tersebut, ada baiknya kita cermati penjelasannya di dalam Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir. Dijelaskan, Allah Ta’ala memberitahukan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Dia mengetahui segala keadaan dirinya,
keadaan umatnya, dan seluruh makhluk-Nya pada setiap saat. Bahwasanya tiada
yang tersembunyi dari pengetahuan dan penglihatan-Nya, meskipun seberat zarah,
dari apa yang ada dilangit dan dibumi. Dan tiada yang lebih kecil atau lebih
besar daripada zarah, melainkan ditetapkan dalam kitab yang terang. Hal ini
senada pula dengan firman Allah Ta’ala:” Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci
semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dia
mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan. Tidak ada sehelai daun pun
melainkan Dia mengetahuinya dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan
bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata”. (al-An’aam 59)
Selanjutnya Allah Ta’ala memberitahukan bahwa Dia
mengetahui pergerakan segala perkara. Jika pergerakan benda-benda itu saja
diketahui Allah, apalagi gerak-gerik kaum mukalaf yang diperintah beribadah.
Hal ini sebagaimana firman Allah:” Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri, dan melihat
pula perubahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud”.(as-Syu’aara
217-219). Karena itu, didalam surah ini Allah berfirman:” Kamu tidak berada
dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan
melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya”, yaitu
tatkala kamu melakukan sesuatu pada yang demikian itu, Kami menyaksikan,
melihat dan mendengar. Karena itu, tatkala Jibril a.s bertanya kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ihsan, maka beliau menjawab :”
Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Apabila kamu
tidak melihat-Nya, maka Dia melihatmu.” (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Masih sanggupkah kita melakukan perbuatan yang
dimurkai Allah? Atau, masih sanggupkah kita melalaikan perintah-Nya? Apapun
aktivitas keseharian kita, tanamkan kesadaran didalam hati dan pikiran, bahwa
Allah SWT mengetahui segalanya. Melihat setiap gerakan yang kita lakukan. Bahkan
Allah SWT mengetahui apa yang ada didalam hati dan pikiran kita.
Bagi kita yang sedang menghadapi masalah seperti
kemiskinan, sakit dan lain-lain, jangan berputus asa dari rakhmat Allah SWT.
Cam kan di dalam diri, Allah SWT mengetahui kondisi kita itu. Teruslah berusaha
dan berdo’a. Berusaha dan berdo’a sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan sunnah
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(Pekanbaru, Maret 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar