Kesedihan akan dirasakan ketika kematian kerabat, orangtua,
anak dan saudara. Sebagai seorang muslim, kita patut memahami kondisi tersebut
dan mensikapinya dengan cara yang baik. Cara yang baik itu, sesuai dengan
tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
M. Nashiruddin Al-Albani dalam bukunya “Tuntunan Lengkap
Mengurus Jenazah” memberikan penjelasan tentang hal-hal yang diperbolehkan
ketika meninggalnya seseorang. Dijelaskannya, bagi siapa saja yang melayat,
diperbolehkan membuka tutup wajah si mayat dan menciumnya, bahkan boleh
menangisinya selama tiga hari. Hal ini berdasarkan hadits-hadits berikut:
Jabir bin Abdillah r.a berkata,” Ketika ayahku gugur dalam
perang Uhud, aku membuka penutup wajahnya, lalu aku menangis. Para sahabat
melarangku, akan tetapi Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam membiarkanku”.
(Kemudian Nabi menyuruh untuk mengangkatnya). Hal itu telah membuat bibiku
Fatimah menangis, lalu bersabdalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,” Engkau menangis atau tidak menangis,
sesungguhnya malaikat terus saja menaunginya dengan kedua sayapnya hingga
kalian mengangkatnya”. (HR. Asy-Syaikhan, an-Nasa’i, al-Baihaqi, serta Imam
Ahmad sedangkan tambahannya dari periwayatan Muslim dan an-Nasa’i)
Aisyah r.a berkata,” Abu Bakar r.a tiba dengan menunggang
kudanya dari tempat tinggalnya hingga turun dan memasuki masjid. (dan Umar bin
Khaththab sedang sibuk berbicara dengan umat). Abu Bakar tidak ikut menasehati
umat, tetapi ia masuk menjumpai Aisyah r.a. Kemudian ia mengusap paras muka
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang sekujur tubuhnya ditutupi dengan
kain lurik, lalu dibuka tutup wajahnya menciumnya (diantara kedua mata beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan menangis, seraya berkata, “ Aisyah dan ibu
ku kukorbankan untukmu, wahai Nabi Allah, Allah tidak akan menyatukan atas
engkau dua kematian. Adapun kematian yang kini engkau alami, maka telah engkau
lakukan”. Dalam riwayat lain,” Sesungguhnya engkau telah mati dengan kematian
yang tidak ada kematian sesudahnya”. (HR. Imam Bukhari, an-Nasa’i, Ibnu Hibban
dan al-Baihaqi)
Aisyah r.a berkata,” Suatu ketika
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menjenguk Utsman bin Mazh’un
yang telah wafat. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuka penutup
wajahnya dan menciumnya lalu menangis hingga aku lihat airmata beliau membasahi
kedua pipinya.” (HR. At-Tirmidzi dan al-Baihaqi)
Anas r.a berkata :” Kami datang
menengok Abu Saif bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam-Abu Saif
adalah suami dari wanita yang menyusui Ibrahim, putra Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam- Beliau mengangkat Ibrahim dan menciuminya. Kemudian kami
masuk melihat Ibrahim dan kedua mata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mencucurkan airmata. Abdurrahman bin Auf berkata kepada beliau, “Engkau wahai
Rasulullah (menangis)? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :”Wahai putra Auf, sesungguhnya ini adalah
rahmat (kasih sayang) yang kemudian diikuti dengan yang lain, sesungguhnya mata
mencucurkan airmata dan hati ini bersedih, dan kita tidak mengucapkan kecuali
pada yang diridhai Allah, Rabb kita. Sesungguhnya kita, wahai Ibrahim, berpisah
denganmu adalah sangat sedih”. (HR. Imam Bukhari, Imam Muslim, dan
al-Baihaqi).
Abdullah bin Ja’far r.a berkata, “
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menunda melayat keluarga Ja’far
selama tiga hari kemudian beliau mendatangi mereka. Beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :”Janganlah kalian
menangisi lagi saudaraku ini sesudah hari ini...” (HR. Abu Dawud, an-Nasa’i
dan Ahmad)
(Sumber: Tuntunan Lengkap
Mengurus Jenazah, M Nashiruddin Al-Albani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar