Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Mei 16, 2013

Hal-Hal Yang Dibolehkan Ketika Ada Kematian

Kesedihan akan dirasakan ketika kematian kerabat, orangtua, anak dan saudara. Sebagai seorang muslim, kita patut memahami kondisi tersebut dan mensikapinya dengan cara yang baik. Cara yang baik itu, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
M. Nashiruddin Al-Albani dalam bukunya “Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah” memberikan penjelasan tentang hal-hal yang diperbolehkan ketika meninggalnya seseorang. Dijelaskannya, bagi siapa saja yang melayat, diperbolehkan membuka tutup wajah si mayat dan menciumnya, bahkan boleh menangisinya selama tiga hari. Hal ini berdasarkan hadits-hadits berikut:

Jabir bin Abdillah r.a berkata,” Ketika ayahku gugur dalam perang Uhud, aku membuka penutup wajahnya, lalu aku menangis. Para sahabat melarangku, akan tetapi Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam membiarkanku”. (Kemudian Nabi menyuruh untuk mengangkatnya). Hal itu telah membuat bibiku Fatimah menangis, lalu bersabdalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,” Engkau menangis atau tidak menangis, sesungguhnya malaikat terus saja menaunginya dengan kedua sayapnya hingga kalian mengangkatnya”. (HR. Asy-Syaikhan, an-Nasa’i, al-Baihaqi, serta Imam Ahmad sedangkan tambahannya dari periwayatan Muslim dan an-Nasa’i)
Aisyah r.a berkata,” Abu Bakar r.a tiba dengan menunggang kudanya dari tempat tinggalnya hingga turun dan memasuki masjid. (dan Umar bin Khaththab sedang sibuk berbicara dengan umat). Abu Bakar tidak ikut menasehati umat, tetapi ia masuk menjumpai Aisyah r.a. Kemudian ia mengusap paras muka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang sekujur tubuhnya ditutupi dengan kain lurik, lalu dibuka tutup wajahnya menciumnya (diantara kedua mata beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan menangis, seraya berkata, “ Aisyah dan ibu ku kukorbankan untukmu, wahai Nabi Allah, Allah tidak akan menyatukan atas engkau dua kematian. Adapun kematian yang kini engkau alami, maka telah engkau lakukan”. Dalam riwayat lain,” Sesungguhnya engkau telah mati dengan kematian yang tidak ada kematian sesudahnya”. (HR. Imam Bukhari, an-Nasa’i, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi)
Aisyah r.a berkata,” Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menjenguk Utsman bin Mazh’un yang telah wafat. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuka penutup wajahnya dan menciumnya lalu menangis hingga aku lihat airmata beliau membasahi kedua pipinya.” (HR. At-Tirmidzi dan al-Baihaqi)
Anas r.a berkata :” Kami datang menengok Abu Saif bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam-Abu Saif adalah suami dari wanita yang menyusui Ibrahim, putra Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam- Beliau mengangkat Ibrahim dan menciuminya. Kemudian kami masuk melihat Ibrahim dan kedua mata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencucurkan airmata. Abdurrahman bin Auf berkata kepada beliau, “Engkau wahai Rasulullah (menangis)? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :”Wahai putra Auf, sesungguhnya ini adalah rahmat (kasih sayang) yang kemudian diikuti dengan yang lain, sesungguhnya mata mencucurkan airmata dan hati ini bersedih, dan kita tidak mengucapkan kecuali pada yang diridhai Allah, Rabb kita. Sesungguhnya kita, wahai Ibrahim, berpisah denganmu adalah sangat sedih”. (HR. Imam Bukhari, Imam Muslim, dan al-Baihaqi).
Abdullah bin Ja’far r.a berkata, “ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menunda melayat keluarga Ja’far selama tiga hari kemudian beliau mendatangi mereka. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Janganlah kalian menangisi lagi saudaraku ini sesudah hari ini...” (HR. Abu Dawud, an-Nasa’i dan Ahmad)
(Sumber: Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah, M Nashiruddin Al-Albani)

Tidak ada komentar: