Langit yang tujuh,
bumi, dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada
sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya, Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun. (QS. Al-Israa’ 17: 44)
Allah Ta’ala berfirman: Langit yang tujuh, bumi dan
makhluk-makhluk yang ada didalam nya menyucikan, membersihkan, mengagungkan,
dan membesarkan Allah dari apa yang dikatakan oleh kaum musyrik. Semuanya
mempersaksikan keesaan rububiyah dan uluhiyah Allah.
Dalam segala perkara terdapat tanda yang menunjukkan bahwa
Dia Esa. Firman Allah Ta’ala ,“Dan tidak
ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya”, yaitu semua makhluk
bertasbih dengan memuji Allah. “ Tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka”, karena bahasa mereka berbeda
dengan bahasamu. Tasbih ini dilakukan oleh segenap binatang, benda mati, dan
tumbuh-tumbuhan. Inilah penafsiran yang termasyhur diantara dua penafsiran yang
ada. Hal ini seperti ditegaskan dalam shahih Bukhari dari Ibnu Mas’ud, dia
berkata:
Kami mendengar
tasbihnya makanan saat dimakan. (HR.Bukhari)
Dalam hadits Abu Dzar dikatakan:
Adalah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengambil sejumlah pasir. Lalu, terdengarlah pasir itu
bertasbih ditangannya seperti rintihan batang kurma (yang semula dipakai
mimbar).
Dalam sunan an-Nasa’i, diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar
bersabda:
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang kita membunuh katak. Beliau bersabda,”Suaranya itu
adalah tasbih”.
Ikrimah berkata,” Istana
bertasbih dan pepohonan juga bertasbih”. Sebagian ulama salaf berkata,”Pintu bertasbih dengan deritnya dan air
bertasbih dengan gemerciknya”. Tsauri berkata,”Makanan bertasbih”. Ulama lain berkata,”Yang bertasbih hanyalah makhluk bernyawa”. Yang dimaksud ialah
binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Sesungguhnya, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”. Maksudnya, sesungguhnya Dia tidak
menyegerakan siksa kepada orang yang mendurhakai-Nya, namun menangguhkan dan
memberi tempo. Jika dia terus menerus kafir dan ingkar, maka Dia menyiksanya
sebagai siksa Yang Maha Perkasa lagi Maha Menentukan.Hal ini dikemukakan dalam
shahihain:
Allah memberikan
tangguh kepada orang zalim hingga apabila Dia menyiksanya, maka dia tidak dapat
mengelak lagi. (Muttafaq ‘alaih)
Kemudian Rasulullah membaca ayat, “Demikianlah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa penduduk negeri yang
zalim”. Barangsiapa yang menghentikan kekafiran dan kemaksiatannya, lalu
kembali dan bertobat kepada-Nya, maka Dia menerima tobatnya. Hal ini seperti
firman Allah,”Barangsiapa yang melakukan
keburukan atau menzalimi dirinya, kemudian dia meminta ampun kepada Allah, maka
dia mendapati Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Dalam surah
ini, Dia berfirman, “ Sesungguhnya, Dia
Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”.
(Sumber: Ringkasan
Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar