Dan apabila kamu
ditimpa bahaya lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia.
Maka, tatkala Dia menyelamatkan kamu kedaratan, kamu berpaling. Dan manusia itu
adalah selalu tidak berterimakasih. (QS. Al-Israa’17: 67)
Pernahkan anda menghadapi situasi kritis? Misalnya, ketika
naik pesawat terbang terjebak dalam cuaca buruk. Atau ketika naik kapal,
terjebak gelombang besar. Disaat seperti itu, kekhawatiran akan keselamatan
diri sangat besar. Disaat-saat seperti itu pula
harapan untuk diselamatkan oleh Allah SWT sangat tinggi. Berbagai zikir
dan do’a akan dibaca.
Bagaimana ketika situasi kritis itu telah berlalu? Masih
sangat besarkah rasa syukur, terima kasih dan harap kepada Allah SWT? Masihkah
berzikir dan berdo’a dengan sungguh-sungguh?
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
menjelaskan mengenai ayat tersebut diatas. Allah Yang Mahatinggi lagi Mahasuci
memberitahukan, bahwa apabila manusia ditimpa kemudaratan, maka mereka berdo’a
kepada-Nya sambil kembali dan memurnikan penghambaan kepada-Nya. Karena itu,
Allah Ta’ala berfirman, “Dan apabila kamu
ditimpa bahaya lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia”, yaitu
sirnalah dari kalbumu setiap perkara selain Allah yang kamu sembah. Hal ini
pernah dilakukan oleh Ikrimah bin Abu Jahal tatkala dia melarikan diri dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat penaklukan Mekah. Ikrimah
kabur, lalu naik kapal menuju Etiopia. Tiba-tiba, datanglah badai. Sebagian
penumpang berkata kepada sebagian yang lain,”Sesungguhnya, tidaklah berguna bagimu kecuali berdo’a kepada Allah
semata”. Ikrimah berkata dalam hati,”Demi
Allah, jika lautan tiada yang berguna kecuali Dia, maka tiada berguna pula
didaratan kecuali Dia. Ya Allah, aku berjanji kepada-Mu dengan tulus, jika
Engkau menyelamatkan aku, niscaya aku akan pulang, lalu menyerahkan diri kepada
Muhammad. Sesungguhnya, aku meyakini Engkau itu Maha Penyayang dan
Mahapengasih”.
Akhirnya, mereka selamat. Kemudian, Ikrimah kembali kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu masuk Islam dengan baik.
Firman Allah Ta’ala “Maka,
tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling”, yaitu melupakan
untuk mentauhidkan-Nya dilautan dan kamu tidak berdo’a kepada-Nya sebagai Tuhan
Yang Esa, tiada sekutu Bagi-Nya.” Dan
manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih”, yaitu karakter manusia
ialah suka melupakan nikmat dan mengingkarinya, kecuali manusia yang dipelihara
Allah.( Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Setelah membaca dan memahami ayat Al-Qur’an tersebut diatas
beserta penjelasannya dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, hendaknya kita
senantiasa berdo’a semoga termasuk
kedalam golongan manusia yang dipelihara oleh Allah SWT. Disamping itu, kita
berusaha pula sungguh-sungguh meninggalkan karakter manusia yang suka melupakan
nikmat-Nya.
(Pekanbaru, April 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar